Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sistem Bertahan Hidup di Kota Besar

10 Oktober 2017   17:26 Diperbarui: 10 Oktober 2017   17:39 2978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibalik dari kelap kelip bak hiasan berlian mahkota sang raja, lampu kota menjadi tren kekinian pemandangan malam. Tetapi, disamping kehidupan malam kota masih terselip dinamika hidup yang miris dan menyayangkan, banyak juga orang di kota bertemu dangan masalah-masalah baru. 

Penjambretan, begal, pembunuhan, tawuran, narkoba, kecelakaan dan banyak lagi yang terjadi. Kota ini sudah terbiasa dengan dinamika seperti demikian. Pergaulan bebas tidak dapat dibendung oleh orang-orang lemah. 

Saya sendiri semenjak awal 2015 menginjakkan kaki di tanah Jawa, kota Jakarta dengan banyak masalah pun saya ikut melihat, membaca dan mendengarnya dari segala sumber. Sosialisasi diri, jalan-jalan dan banyak sudak kota di Jawa barat saya jejaki. 

Sampai saat ini sudah hampir tiga tahun, saya masih di kota ini dan berdomisili di bilangan Jakarta Timur. Tujuannya mencari dinamika beru dan alasan pendidikan intinya. 

Oktober 2017 masih sekitar 25% tujuan saya datang ke kota ini belum juga tercapai, artinya masih butuh beberapa bulan bahkan bisa sampai setahun atau dua tahun lebih di Kota yang besar dan keras dinamika lehidupannya agar bisa menyelesaikan 25% tujuan yang masih tertunda.

Alasan mengapa seorang sebagai mahluk sosial harus dengan caranya sendiri dapat bertahan dan dapat hidup selayaknya manusia-manusia yang lain? Itu sebuah keharusan juga tuntutan, kalau tidak begitu, manusia tidak akan bisa hidup dilingkungan baru yang bebas dan keras. 

Dari situlah saya mukai mengakumulasi beberapa cara yang sejauh ini masih saya lalukan sebagai sistem bertahan hidup di kota besar, disini beberapa hal ini sifatnya saya berbagi pada pembaca yang budiman. 

Kelak, sebelum merantau atau sekedar melancong apalagi dalam waktu yang terbilang lama, sudah harus disiapkan atau di R-e-n-c-a-n-a-k-a-n. Agar hidup di kota tidak membuat kita lemah, takut atau tendensius pada lingkungan dan aktivitasnya. 

Hal ini yang saya lakukam sampai pada sekarang. Berdoa, komunikasi intens pada keluarga dengan cara apapun, menyadari solusi dan resiko dari masalah yang kita hadadapi, berkomitmen, tetap semangat dan berusaha melakukan hal positif yang dapat mengurangi beban berfikir negatif. 

Cara ini dilakukan setiap hari, sebagai media atau pun sistem kita bertahan hidup dan melakukan kerja kita yang menjadi tujuan utama memilih jakarta sebagai tempat tercapainya cita-cita yang kita inginkan, realisasi mimpi itu susah, sama seperti halnya seorang ingin tidur malam ini dengan bermimpi Tuhan menemukan dia dengan bidadari. 

Begitu pun harapan orang dilingkungan keluarga, apapun bentuk kendalanya dirantau, komunikasi prinsipnya memberitakan pada mereka bahwa keadaan kita masih baik-baik saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun