Kuasa petala langit, meniupkan kembali nafas kehidupan didekat tebing dingin nan curam, lambaian daun-daun berirama dalam bahasa bunga-bunga.Â
Hembusan dingin dari timur ternyata membawa kabar yang seakan merobek segudang semangat bunga-bunga selama musim dingin berlangsung. Kabarnya telah di sampaikan dari dahan ke dahan dengan suara yang tak kalah merdu dari desiran angin pagi yang datangya berlawanan arah. Mereka girang, gembira, Â bersorak lalu terdiam kembali beberapa saat begitu angin pagi berlalu menuju lembah hijau diseberang bukit.Â
Daratan selatan kota Raja Tua kini kita sebut sebagai tanah raja. Mencoba menggoyahkan suasana pagi ini dengan kicau burung yang juga bersorak menyambut baik berita yang digendong angin dingin. Katanya hari ini, seraya pelan-pelan berhembus dan merasakan kehangatan bumi. Anginpun berbisik dari kelopak ke kelopak "sampaikan kepada si malam, pagi nanti sang putri langit akan datang dan menyapu debu dari atas-atas bukit serta  lembah"
Tersadar dari lamunan kehangatan sang putri dari negeri langit ini memberikan tanda kepada alam tentang kehadirannya, ketegangan dan kejenuhan sebab telah lelah membuat bunga-bunga liar ini semakin terlelap dalam penantiannya.Â
"Bagaimana rasanya sebuah penantian berakhir semu, berlama-lama menaruh perhatian adalah kesalahan kelopak hijau bunga cempaka"
Masih saja tetap terdiam, terpaku menatap di ufuk timur tepat pada warna khas sang putri langit, ya warna cerah matarai pagi berlomba-lomba mewarnai langit diufuk timur tanah raja. Setangkai cempaka semakin bisu menikmati suasana pertama menyambut sang putri. Musim panas akan tiba, gelagat bunga pada alam.
Lagit pagi mengisyaratkan cerita musiman, terlihat ribuan serangga dan lebah yang beterbangan, hilir mudik seakan mempertaruhkan lelahnya sambil menunggu pagi ini yang membuat mereka para bunga-bunga liar  bermekar dan memberikan kita setetes sari madu yang manis? Atau pagi ini sang putri matahari akan membuat para kelopak menjadi layu dan bunga-bunga itu akan jatuh tergeletak di atas tanah basah dan lembab?
"Diam bukanlah jawaban untuk kerisauan sepanjang paji dalam sebuah penantian, tanpa kata, tanpa gerak apapun"
Tak karuan menghadapi seribu tanya, lebah dan serangga telah berkonvoi mengitari ribuan bunga yang mempersiapkan diri memberi sari madu. Disana dari kejauhan terlihat sepasang lebah jantan dan betina masih lelap dalam keseriusan, tegak dan tak bergerak menatap setangkai bunga cempaka yang sedang kebingungan memecahkan sangka. Saling berbisik melakukan transaksi ala penjual dan pembeli didunia serangga agar dapatkan sari madu dari bunga cempaka.
Semakin lama dan semakin resah pula, fajar mulai lelah dan meminta dengan hormat kepada alam untuk pamit meninggalkan gelap di sambut oleh pagi nan syahdu itu. Inci-demi inci sang putri matahari mulai menampakkan diri dari ufuk timur tanah raja, melambaikan tangan kepada para penghuni kebun dan perindu sari madu serakah (Lebah dan serangga).Â
"Kedatangan bukan awal dari segalanya, bisa jadi  kedatangan adalah awal kehancuran besar, risau kabar dari matahari"