Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Mereka panggil saya Achmad a.k.a. Sadewa ~𝐂𝐚𝐭𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐣𝐮 𝐒𝟏~

𝐌𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚 𝐈𝐥𝐦𝐮 𝐊𝐨𝐦𝐮𝐧𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐔𝐈𝐍 𝐒𝐮𝐧𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐥𝐢𝐣𝐚𝐠𝐚 -𝟐𝟎𝟏𝟎𝟕𝟎𝟑𝟎𝟎𝟕𝟒-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dirumahkan Bukan Berarti Dimatikan, Lihin Rintis Usaha Angkringan sebagai Batu Loncatan

27 Juni 2021   04:14 Diperbarui: 27 Juni 2021   17:25 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan biaya sewa tempat senilai empat setengah juta per tahun, harga makanannya tetap sama dengan angkringan di tempat lain, "Kalau harga sama mas, seperti yang lain, karena kalau masalah biayanya dihitung-hitung sama aja mas, antara buka di pinggir jalan dengan sewa toko seperti saya ini. Di sisi lain banyak keunggulannya mas, jika dibandingkan buka di pinggir jalan, misal kalau hujan kan pelanggan tidak usah cari tempat berteduh mas, cukup masuk ke dalam toko udah aman, dan ketika persiapan buka warung pun tidak ribet", tuturnya.

Berjarak kurang lebih 8 km dari rumahnya di Pekalongan, Lihin mengendarai sepeda motor untuk menuju ke angkringan, dipasangkannya besar keranjang di jok belakang untuk membawa berbagai menu yang akan dijual.

Ia membuka angkringan mulai pukul 6.00 sore dan tutup pukul 2.30 dini hari,"Kalau buka jam enam sore, tutup warungnya setengah tiga, sebenarnya nggak pasti juga tutupnya jam berapa, kalau laris ya jam satu bisa langsung tutup mas", ucapnya.

Angkringan Joint miliknya ini menyediakan menu nasi kucing, sate jeroan, sosis, bakso bakar, ayam bakar, gorengan, dan beberapa minuman diantaranya susu jahe dan macam-macam kopi. "Harga gorengannya seribuan, nasi kucing dua ribuan, sate jeroan juga dua ribuan, susu jahe dan minumannya empat ribuan", jawabnya mengenai harga dari menu yang disediakan.

dokpri
dokpri

Lihin bercerita mengenai pengalamannya, baik suka maupun dukanya dalam menjalani usaha angkringan, "Dukanya pas dagangan masih ada mas, bingung mau diapain, karena kalau buat besok untuk dijual lagi itu nggak bisa mas, sukanya ya kalau dagangannya habis mas".

Setelah menjelaskan mengenai usahanya, ia juga mengungkapkan bagaimana dirinya memposisikan pekerjaannya saat ini dan langkah apa yang akan ia lakukan di keadaan pandemi seperti sekarang, "Kalau angkringan ini untuk batu loncatan aja dan cari pengalaman dalam dunia bisnis, kalau untuk kedepannya mau pindah haluan mas". Jadi, meskipun hasil atau keuntungan dari usahanya saat ini dirasa lumayan, ia berencana untuk mencari mata pencaharian lain.

Semangat Lihin dalam membuka usaha di tengah pandemi ini patut ditiru oleh kalangan anak muda, di PHK tak membuatnya kehilangan akal, harus cepat dan matang dalam berencana, melihat suatu hal dari berbagai persepsi dan selalu berinovasi. Jarak tak menjadi alasannya untuk mengabaikan kehidupan, meskipun harus menempuh jarak 8 km sekali jalan, dirinya tetap menjalani untuk kehidupan yang baik.

Lihin berpesan kepada seluruh pelaku umkm yang bertahan dan tumbuh di tengah pandemi ini, "Jangan pernah putus asa dalam keadaan apapun".

fotbar(dokpri)
fotbar(dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun