Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Mereka panggil saya Achmad a.k.a. Sadewa ~𝐂𝐚𝐭𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐣𝐮 𝐒𝟏~

𝐌𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚 𝐈𝐥𝐦𝐮 𝐊𝐨𝐦𝐮𝐧𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐔𝐈𝐍 𝐒𝐮𝐧𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐥𝐢𝐣𝐚𝐠𝐚 -𝟐𝟎𝟏𝟎𝟕𝟎𝟑𝟎𝟎𝟕𝟒-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

'Bendung' Kramat Batang, Bukan 'Bendungan' Kramat Batang, Edisi Jalan-Jalan Pagi

27 April 2021   00:42 Diperbarui: 27 April 2021   01:28 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian besar warga Kabupaten Batang, tentunya sudah tidak asing dengan bangunan yang satu ini, Bendung Kedungdowo Kramat atau kebanyakan orang menyebutnya Bendungan Kramat. Tempat ini dikenal sebagai objek wisata yang murah meriah apalagi kulinernya.

Kali ini saya dan teman saya memutuskan untuk refresh otak dari keseharian kuliah dan aktivitas rutin sehari-hari. Karena sudah lama tidak berkunjung dan penasaran dengan kondisi bendungan kramat sekarang, akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan ke sana. Berjarak sekitar 7 km dari rumah saya, saya merasakan suasana yang berbeda, perjalanan menuju bendungan suasananya lebih asri dan sejuk karena di kiri dan kanan jalan banyak tumbuh pepohonan.

Kebetulan karena hari itu adalah weekend dan masih pagi, baik warung atau tempat lesehan di dekat sungai terlihat penuh oleh pengunjung. Berhubung saya orangnya 'agak' introvert dan rajin menabung, saya memilih berjalan lurus melewati keramaian tersebut sampai akhirnya berhenti karena suatu hal yang menarik perhatian.

Jauh dari keramaian orang-orang yang sedang menikmati sarapan (kunjungan dilakukan sebelum bulan puasa) sambil berbincang-bincang, terlihat beberapa orang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di bendung. Ada yang di dekat kendali pintu air, ada yang di sungai, ada juga yang memantau dari atas jembatan.

Usut punya usut, ternyata mereka adalah para penjaga pintu air, salah satu pekerjaan yang menurut saya pribadi jarang di ekspos namun memegang peran penting. Saya bertemu dengan mas Edi Purwanto, salah satu pekerja honorer di bendung kramat. Setelah bertanya dan mencari tahu lebih dalam, Mas Edi memberi penjelasan, "Kita sedang menguras tanah serta pasir yang terbawa arus dan mulai menggunung, tujuannya supaya air dari hulu bisa mengalir lancar tanpa hambatan". Ketika saya bertanya apakah kegiatan ini dilakukan setiap hari, Mas Edi menjawab, "Pengurasan ini kita lakukan rutin setiap tiga bulan sekali, Mas".

Untuk suasana dan kondisi sungai saat itu, air yang mengalir dari hulu lebih sedikit dibandingkan biasanya, gemercik air pun hanya terdengar lirih.

Selain menguras tanah dan pasir, Mas Edi dan teman-temannya memiliki tugas lain seperti, membuka dan mengalirkan air ke pemukiman dan sawah warga, memantau serta mengawasi debit air di bendung sampai ke sungai-sungai kecil yang jaraknya kurang lebih 5 km, bahkan siap siaga di bendung ketika hujan lebat karena debit air dikhawatirkan meninggi secara tiba-tiba.

Bangunan irigasi, Bendung Kedungdowo Kramat ini diresmikan pada 20 Agustus 1986 oleh Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Suyono Sosrodarsono. Meskipun telah eksis di kalangan warga Batang, ternyata masih banyak orang yang salah menyebut nama bangunan ini dengan sebutan 'bendungan', yang mana seharusnya adalah 'bendung'. Arti kedua kata tersebut pun hampir sama, tetapi berbeda. Menurut KBBI, bendungan adalah bangunan penahan atau penimbun air untuk irigasi (pembangkit listrik dan sebagainya) sedangkan bendung adalah pengempang untuk menahan air sungai (tepi laut dan sebagainya). Dilihat dari ukurannya, bendungan sebenarnya jauh lebih besar daripada bendung.

bendung
bendung
kramat (sumber: dokpri)

bendungan
bendungan

Terdapat beberapa perbedaan antara bendung dan bendungan(waduk), diantaranya.

Yang pertama, bendung hanya berfungsi untuk menaikkan muka air, sedangkan bendungan memiliki fungsi menaikkan muka air sekaligus memiliki tampungan(storage), tampungan tersebut bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air yang lebih besar.

Kedua, bendung dan bendungan memiliki komponen yang berbeda.

Klasifikasi bendung berdasarkan fungsinya:

1. Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai keperluan seperti irigasi, air baku dan sebaginya.

2. Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk mengatur muka air sungai, sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan kapasitasnya.

3. Bendung penahan pasang, dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi pasng surut air laut, untuk mencegah masuknya air asin.

 Klasifikasi bendung berdasarkan tipe strukturnya:

1. Bendung tetap, bendung yang dibuat permanen, yang tinggi bendungnya tidak dapat diubah sehingga muka air di hulu tidak dapat diatur sesuai yang kehendaki.

2. Bendung gerak, jenis bendung yang dibuat berpintu sehingga ketinggian bendungnya dapat diatur sesuai kehendak.

3. Bendung kombinasi (bendung tetap dan bendung gerak

4. Bendung karet, bendung yang bisa dikembangkan (pada musim kemarau) untuk menaikkan elevasi muka air, dan dapat dikempeskan kembali (pada musim hujan) untuk menghindari muka air banjir melimpas tanggul.

5. Bendung bottom intake.

6. Bendung check dam atau sabo dam (bendung penahan sedimen).

Klasifikasi bendungan berdasarkan fungsinya:

1. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdamm, dike)

2. Bendungan pengelak (coffer dam).

3. Bendungan utama (main dams).

4. Bendungan sisi (high level dams).

5. Bendungan di tempat rendah (saddle dams)

6. Tanggul (dyke, levee).

7. Bendungan limbah industri (industrial waste dams).

8. Bendungan pertambangan (mine talling dams, tailing dams).

Klasifikasi bendungan berdasarkan konstruksi atau tipe strukturnya:

1. Bendungan serbasama (homogeneus dams), adalah bendungan yang lebih dari setengah volumenya terdiri dari bahan bangunan yang seragam.

2. Bendungan urungan berlapis-lapis (zoned dams), adalah bendungan yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu, lapisan kedapan air (water tight layer), lapisan batu (rock zones), lapisan batu teratur (rip-rap) dan lapisan pengering (filter zones)

3. Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face rock fill dams), adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakan di sebelah hulu bendungan. lapisan yang biasanya dipakai adalah aspal dan beton bertulang.

4. Bendungan beton (concrete dams), adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan atau tidak. Pembagian tipe bendungan berdasarkan fungsi.

Untuk penjelasan lebih lengkapnya bisa teman-teman lihat di sini dan di sini.

Cukup jelas kan teman, bendungan memiliki ukuran dan struktur yang lebih besar dan rumit dibandingkan bendung. Kembali ke bendung kramat, berdasarkan pengamatan saya, bangunan irigasi tersebut termasuk jenis bendung penyadap yang berfungsi untuk irigasi, keperluan air baku dan sebagainya. Jika dilihat dari strukturnya, bendung kramat termasuk bendung tetap, dimana tinggi bendung tidak dapat diubah dan muka air dari hulu tidak bisa diubah sesuai kehendak.

Demikian sedikit cerita jalan-jalan dan mini info dari saya seputar bendung dan bendungan, semoga bermanfaat. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun