Mohon tunggu...
saddam husain
saddam husain Mohon Tunggu... lainnya -

sedang menuntut ilmu disebuah pesantren dijawa tengah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik Waktu

9 Juli 2013   04:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:49 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

detik waktu,
lalu datang malam
datang pula kematian
ku hisap angin tua
serasa panas dan penuh luka
cinta itu cinta
tak gila
atau pun buta
cahaya tenang datang
lupa membawa angan
ini langkah
tapi terhenti
ini goresan
tapi tak berarti
jadi menjadi
hati menghantui
tak lagi ada pilihan diruang sunyi
nyanyi
tak bersuara
ku kira kalut
ternyata maut
biar saja
tak bertanya
didetik akhir
nafas terakhir
langkah terakhir
semua sama
bangkai tak berguna
seperti terlupa
dicipta dan dicinta
dikenang dan dilarang
harga mati
hanya mati
mata memuji
hati memuja
kini tak ada waktu
sudah saatnya pergi
mati,
detik,
dan waktu,
jangan ragu,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun