Menurut data yang diambil terakhir kali oleh Riskesdas pada tahun 2018, terdapat jumlah 9,8% orang Indonesia didapatkan atau teredentifikasi terkena gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan). Hal ini merupakan peningkatan dari tahun 2013 yang mendapat jumlah 6% orang yang terkena gangguan jiwa.Â
Hal tersebut akan menyebabkan skenario terburuknya, yaitu perilaku bunuh diri pada individu stress yang tidak segera ditangani. Menurut data dari POLRI menunjukkan bahwa angka kematian akibat bunuh diri pada 2023 meningkat menjadi 1.350 kasus, dari 826 kasus pada tahun sebelumnya.
      Pengalaman stress pada setiap usia akan berbeda beda. Sehingga stress yang dialami oleh anak anak tidak bisa dibandingkan dengan orang dewasa, karena setiap usia akan memiliki kesulitan masing masing. Individu yang rentan terkena stress adalah individu yang sudah menginjak pada tahap remaja serta remaja dewasa. Hal tersebut dikarenakan remaja akan mengalami proses pubertas, proses yang akan secara tidak langsung memengaruhi individu untuk mencari jati diri mereka.Â
Sehingga seringkali terdapat perbedaan pendapat dengan orang orang sekitarnya. Sedangkan orang dewasa yang terkena stress biasanya dikarenakan perubahan lingkungan belajar menjadi lingkungan bekerja. Hal tersebut menekan serta memaksa setiap individu dewasa untuk mulai memiliki rasa mandiri dan bertangggung jawab.
      Tanpa adanya wadah bercerita atau berkeluh kesah bagi mereka yang mengalami stress, maka kepadatan gangguan psikolog tersebut akan semakin tinggi dan merusak. Meskipun beberapa individu masih bisa bertahan dan menemukan tempat pelarian, namun nyatanya tidak sedikit juga orang yang lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.Â
Orang yang memiliki gangguan emosional berupa stress adalah korban. Sedangkan orang disekitarnya gagal untuk membantu menyelesaikan masalah para korban. Lantas siapa yang akan disalahkan atas tindakan bunuh diri mereka?
      Meskipun hal ini masih dipandang sebelah mata, namun apabila ini terus dibiarkan, maka suatu ketika akan menjadi masalah yang besar dan terlambat untuk bisa diselesaikan. Sehingga masalah ini perlu diperhatikan dengan secara detail dan terperinci terkait penyebab serta solusi yang bisa diberikan kepada orang yang memiliki gangguan emosional.Â
Solusi tersebut perlu datang dari pihak internal korban serta orang orang disekitar korban yang memegang peran sebagai phak eksternal. Upaya upaya yang bisa memperkuat korban secara internal adalah sebagai berikut:
- Mengenali masalah
Apabila kita menghadapi suatu masalah, maka pastinya kita harus menemukan akar masalah tersebut. Sehingga kita bisa menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.
- Mencari Tempat pelarian yang bisa membuat perasaan lebih baik
Meski terdengar seperti pengecut, namun nyatnya hal ini diperlukan. Tidak masalah mencari tempat pelarian, yang terpenting jangan lupakan masalah masalah yang sedang dihadapi. Dalam peperangan, terkadang mundur juga merupakan strategi yang diperlukan untuk melancarkan serangan balasan.
- Pola hidup sehat      Â