Tetaplah bersikap tenang dan jinakkan emosi negatif dengan tidak merespons pertanyaan dan pernyataan tersebut secara spontan atau tanpa dipikirkan terlebih dahulu.Â
Jangan jadikan momen hari raya sebagai ajang saling sindir dan adu mulut. Tentu, kita tidak mau hari raya yang suci ini dipenuhi dengan keributan antarsaudara.Â
Pikirkan baik-baik apa efek yang akan terjadi jika kita menanggapi api dengan api. Lebih baik diam daripada meresponsnya dengan kemarahan. Ingat bahwa tindakan dan perkataan mereka semua berada di luar kendali kita.Â
Embankan ini di dalam hati: kebahagiaan saya tidak berasal dari perkataan mereka, tetapi berasal dari diri saya sendiri. Oleh karena itu, saya harus menyikapi pertanyaan dan pernyataan ini secara tenang sebagai bahan evaluasi untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.
***
Demikianlah dua cara yang bisa kita gunakan untuk menghadapi pertanyaan dan pernyataan menyakitkan saat hari raya. Gunakanlah cara-cara yang telah disampaikan di atas dengan mempraktikkannya secara nyata dalam kehidupan.Â
Prinsip-prinsip stoikisme tidak hanya dapat kita gunakan dalam momen lebaran, tetapi juga bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari demi membangun mental yang kuat dan tangguh dalam menghadapi setiap pergolakan dan cobaan hidup.Â
Tidak lupa, saya pribadi mengucapkan selamat merayakan hari raya Idulfitri, semoga amal ibadah kita di bulan Ramadan diterima oleh Allah swt. Amin. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin, taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H