Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Halo sahabat Kompasiana? Bagaimana kabarnya? tentunya baik-baik saja ya, Alhamdulillah!! nah Pada kesempatan kali ini materi yang akan kita bahas yakni mengenai nilai-nilai pesantren dalam budaya.
Jika kita mendengar kata Pesantren tentunya tidak asing di telinga kita namun Apakah maksud dari nilai-nilai pesantren dalam budaya? Dari nilai-nilai pesantren dalam budaya adalah, merupakan suatu tipe kepercayaan yang posisinya berada di dalam lingkungan atau menjauhi suatu aktivitas yang tidak pantas . Raja di dalam pesantren nilai-nilai yang ada yakni diwujudkan berdasarkan beberapa sumber yakni yang pertama Alquran yang kedua hadits yang ketiga ijtima. Setelah dari beberapa pemahaman terhadap sumber tersebut muncullah suatu disiplin ilmu yakni ilmu tauhid ilmu fiqih dan ilmu tasawuf . Selanjutnya budaya Sendiri dapat diartikan Sesuatu yang berhubungan dengan rasio atau akal pikiran. pada umumnya kebudayaan dibagi menjadi tiga wujud yakni yang pertama wujud kebudayaan yang berupa suatu ide pesan moral nilai dan lainnya. Yang kedua wujud kebudayaan yang berupa aktivitas Atau segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh manusia. Yang keempat wujud kebudayaan asal mulanya dari benda-benda hasil pemikiran manusia.
Proses internalisasi nilai pesantren dibagi beberapa macam yakni akhlak karimah ibadah Amaliah bacaan Alquran hafalan surat Alquran dedikasi dan loyalitas amanah dan tanggung jawab toleransi dan tenggang rasa
Akhlak karimah
Di dalam Pesantren tujuan utamanya adalah mendidik para santri untuk berakhlak mulia dan Karimah serta Mengimplementasikan unsur berita yang baik.
Ibadah Amaliah
Dalam Pesantren ibadah maliyah tujuannya untuk melaksanakan salat fardhu secara berjamaah. Namun ibadah Amaliah ini bukan hanya saja dilakukan sebagai aktivitas sehari-hari namun diberlakukannya sebagai ujian untuk para santri.
Bacaan Alquran
Jalan Pesantren para santri diwajibkan juga untuk membaca Alquran setiap selesai salat lima waktu, serta menjadikan kegiatan untuk membaca Alquran ini sebagai materi atau ujian akhir yang diberikan untuk para santri.
Hafalan surat Alquran
Di dalam Pesantren selain melakukan akhlak karimah ibadah Amaliah dan juga bacaan Alquran namun para santri ditekankan untuk menghafal surat-surat yang ada di Alquran, Namun hafalan yang Dikerjakan hanya beberapa surat atau merupakan surat pilihan .
Dedikasi dan loyalitas
Di dalam pesantren, Para santri harus patuh kepada aturan aturan yang dibuat dalam Pesantren tersebut gunanya adalah untuk menjalin ketentraman dan juga keamanan yang ada di dalam Pesantren tersebut.
Amanah dan juga tanggung jawab
Di dalam sekolah pesantren, mengajarkan juga agar para santri bersikap amanah dan juga bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah dilakukannya. nya seperti halnya mengatur segala kegiatan yang ada di dalam pesantren, Dan menjaga kebersihan atau keamanan yang ada dalam pesantren.
Toleransi dan tenggang rasa
Dalam Pesantren juga diajarkan untuk bersikap toleransi dan tenggang rasa Contohnya seperti di dalam satu kamar terdiri dari beberapa orang untuk menjalin tenggang rasa dan memunculkan sifat toleransi kepada satu orang dengan orang lainnya.
Proses internalisasii merupakan suatu proses yang jalannya itu berlangsung sepanjang hayat dan bersifat individu, yang judulnya sejak lahir sampai mereka meninggal dunia. Proses yang dimaksud merupakan proses belajar memahami menghayati baik dari segi perasaan ataupun materi dan juga lainnya yang dapat membentuk suatu karakter seseorang. Setelah kita mengetahui Maksud dari Proses internalisasi, Selanjutnya dibahas adalah proses internalisasi nilai pesantren di dalam budaya. Berdasarkan Penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwasanya manusia dapat belajar bukan hanya dari keluarga saja tapi juga di luar lingkup keluarga , Seperti misalkan kamu sekolah, di pesantren, ataupun lembaga pendidikan lainnya.
Urgensi nilai-nilai Pesantren di era milenial saat ini, yakni telah terjadi beberapa perkembangan teknologi serta globalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun munculnya perkembangan tersebut berdampak positif dan juga berdampak negatif Yang dapat diterima oleh siapa saja. Maka di sinilah Mengapa Pesantren itu perlu dilanjutkan dan dikelompokkan kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H