Mohon tunggu...
Sadarudin
Sadarudin Mohon Tunggu... -

I was born in Lumajang- East Java, I was graduate and obtained a degree in Economics from Economics Faculty Of State University of Jember - East Java in 13 July 1991. Now I'm living in Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pancasila dan Khilafah

16 April 2019   10:07 Diperbarui: 16 April 2019   10:20 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian Pertama dari Dua Tulisan

Mantan Kepala BIN Jendral Purnawirawan Hendropriyono mengatakan pemilu 17 April 2019 ini pertarungan ideologi antara Pancasila dan ideologi khilafah. Sedangkan Menko Maritim  Luhut Binsar Panjaitan menuduh kubu Prabowo ingin ganti Pancasila dengan khilafah.  

Sebenarnya apa yang disebut khilafah atau kekhalifahan itu bukan suatu yang baru di Nusantara ini. Gelar Raja-raja Mataram Islam  dan diteruskan oleh Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat  yaitu Mulai Sultan Hamengkubuwono I sampai Sultan Hamengkubuwono X adalah bergelar  Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kandjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama KALIFATULLAH   ( lihat ;  https://www.kratonjogja.id/raja-raja/10/sri-sultan-hamengku-buwono-ix )
Bahkan Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro diberi gelar sebagai  Sultan Abdulhamid Cokro Amirulmukminin Sayidin Panotogomo Kalifatullah Tanah Jowo. (lihat ; https://id.rodovid.org/wk/Orang:26192 ) 
Sedangkan Kesultanan Aceh meski tak langsung merujuk pada bentuk monarki khilafah atau kekhalifahan  tapi secara substansi adalah bentuk  khilafah jika dilihat dari gelar para sultan kesultanan Aceh Darussalam.yang bergelar  Al-Makhshush bi Mughyatillah, bi 'Inayatillah, bi Ri'ayatillah,  
Gelar Al-Makhshush bi Mughyatillah, bi 'Inayatillah, bi Ri'ayatillah,  artinya Orang yang dikhususkan dengan pertolongan Allah. juga bisa disebut orang yang dikhususkan dengan naungan Allah; dan Ri'ayat Syah adalah orang yang dikhususkan dengan pemeliharaan Allah. (lihat: https://www.mapesaaceh.com/2015/09/gelar-para-sultan-aceh-abad-ke-16.html ) 
Jadi pada dasarnya khilafah itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan budaya dan eksistensi kesultana-kesultanan di Nusantara khusus di Jawa pasca bubarnya kerajaan  Majapahit. 
Bagaimana dengan posisi Pancasila ? Posisi Pnacasila sangat jelas yaitu digali dari akar budaya Nusantara yang mengadopsi peradaban Islam. dan ajaran Islam. Ketuhanan Yang Maha Esa itu jelas Tauhid. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Ajaran Islam menjunjung tinggi-tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan kata adab dan adil itu bersumber dari bahasa  al Quran. 
Persatuan Indonesia. Jelas bahwa ajaran Islam selalu menyeru pada persatuan. Tidak ada persatuan tanpa keadilan dan tidak ada keadilan jika nilai-nilai toleransi diabaikan dan diinjak-injak. Keadilan adalah pilar utama dalam ajaran Rasulullah terkait pembangunan sosial dan kemasyarakatan.  (lihat Piagam Madina ) 
Kemanusiaan yang dipimpin oleh Hikmat, kebijaksanaan, Permusyawaratan/Perwakilan. Kata Permusyawaratan itu berasal dari kata musyawarah yang diadopsi pada bahasa dan ajaran al Quran   untuk mencapai permufakatan, atau solusi untuk menyelesaikan permasalahan dan perselisihan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat iIndonesia Semua pakar sepakat itu bersumber dari ajaran Islam karena Keadilan adalah Pilar utama bagi tegaknya harmoni didalam masyarakat. Ajaran Islam menjunjung tinggi-tinggi nilai-nilai Keadilan . Sedangkan kata adil tu bersumbert dari bahasa dan ajaran al Quran. 
Dengan demikian antara khilafah dengan Pancasila  tidak perlu dipermasalahkan karena secara historis ratusan tahun  sebelum BPUPKI mendiskusikan tentang Pancasila pada tahun 1945  Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat dan Kesultanan -kesultanan lainnya seperti Aceh, Tidore dan kesultanan lainnya di Nusantara ini  sudah melaksanakan Pancasila yang menjadi bagian integral dari nilai-nilai kekhalifahan atau khilafah itu sendiri. 
Kesimpulannya Membenturkan khilafah dengan Pancasila itu naif bahkan TOLOL. Hanya kelompok-kelompok yang terkena penyakit ISLAMOPHOBIA  syndrome disorder  yang dengan tak tahu malu dan sangat menjijikkan membenturkan PANCASILA vs KHILAFAH/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun