Mohon tunggu...
Sadam Sadri
Sadam Sadri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya selalu melakukan /kegiatan yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

8 Tahap Perkembangan Psikososial Erik Erikson

28 Oktober 2024   08:47 Diperbarui: 28 Oktober 2024   08:52 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori psikosial Erik Erikson adalah salah satu pendekatan utama dalam psikologi perkembangan, yang menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam pembentukan identitas individu. Erikson mengembangkan teorinya dengan memperluas konsep Freud tentang perkembangan psikoseksual, tetapi ia lebih fokus pada aspek sosial dan kultural.

Delapan Tahapan Perkembangan
Erikson membagi perkembangan manusia menjadi delapan tahapan, masing-masing dengan krisis atau tantangan yang harus dihadapi. Setiap tahapan mempengaruhi kepribadian dan identitas individu.

Tahap 1: Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun) Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai lingkungan mereka. Ketika kebutuhan dasar seperti makanan dan kenyamanan terpenuhi, mereka mengembangkan rasa percaya. Jika tidak, mereka cenderung mengalami ketidakpercayaan terhadap orang lain.

Tahap 2: Otonomi vs. Malu dan Keraguan (1-3 tahun) Di tahap ini, anak mulai belajar kemandirian. Mereka ingin mengeksplorasi lingkungan dan melakukan aktivitas sendiri. Jika orang tua mendukung kemandirian, anak akan mengembangkan rasa otonomi. Sebaliknya, jika terlalu dibatasi, anak dapat merasa malu atau ragu.

Tahap 3: Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun) Anak-anak mulai berinisiatif dalam permainan dan interaksi sosial. Ketika mereka diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan berinovasi, mereka merasa percaya diri. Namun, jika mereka merasa tertekan atau dihukum, mereka dapat mengembangkan rasa bersalah.

Tahap 4: Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun) Pada tahap ini, anak-anak berusaha untuk mencapai kompetensi di sekolah dan lingkungan sosial. Keberhasilan dalam mencapai keterampilan baru meningkatkan rasa percaya diri, sementara kegagalan dapat menyebabkan perasaan inferioritas.

Tahap 5: Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun) Remaja berjuang untuk menemukan identitas mereka. Mereka mulai mengeksplorasi berbagai peran dan nilai. Keberhasilan dalam tahap ini menghasilkan identitas yang kuat, sementara kebingungan dapat menyebabkan krisis identitas.

Tahap 6: Kedekatan vs. Isolasi (18-40 tahun) Di tahap dewasa awal, individu mencari hubungan intim dan kedekatan emosional. Keberhasilan dalam membangun hubungan yang sehat menghasilkan kedekatan, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan isolasi dan kesepian.

Tahap 7: Produktivitas vs. Stagnasi (40-65 tahun) Individu di usia dewasa tengah berfokus pada kontribusi terhadap masyarakat dan generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau kegiatan sosial. Mereka yang berhasil merasa produktif, sementara yang gagal mungkin merasa stagnan.

Tahap 8: Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas) Pada tahap ini, individu merenungkan hidup mereka. Mereka yang merasa hidup mereka berarti dan memuaskan akan merasakan integritas. Namun, jika mereka merasa menyesal atau tidak puas, mereka dapat mengalami keputusasaan.

Konsep Utama
Erikson menekankan bahwa setiap tahap perkembangan tidak hanya berfokus pada aspek psikologis individu tetapi juga dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya. Setiap krisis yang dihadapi individu memiliki dampak yang signifikan terhadap pengembangan identitas. Selain itu, hasil dari setiap tahap tidak bersifat mutlak; individu dapat mengalami konflik di berbagai tahap sepanjang hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun