Pesan negatif dari BMKG setelah terjadinya bencana alam biasanya disampaikan dengan pola pemberitahuan peringatan atau peringatan dini. Jenis pola pesan negative ini umunya menginformasikan potensi bahaya dan langkah-langkah yang perlu diambil oleh masyarakat untuk keselamatan. Pola ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini dan meminimalisir dampak lanjutan dari bencana yang telah atau akan terjadi. Namun ada beberapa dampak yang cukup positif dengan adanya pesan negative sebagai berikut :
- Acceptance -- membantu pembaca/receiver memahami dan menerima kabar buruk
- Positive image -- tetap menciptakan citra positif dari penulis dan organisasi
- Message clarity -- memastikan pesannya jelas tersampaikan
- Goodwill -- membina hubungan baik
- Minimize -- bertujuan untuk mengurangi korespondensi tentang isu yang sama.
Berikut adalah beberapa jenis pola pesan negatif yang digunakan BMKG dan situasi spesifik di mana masing-masing pola ini diterapkan :
- Pola informasi langsung dan jelas : BMKG berfokus pada penyampaian informasi secara langsung dan lugas mengenai jenis bencana yang terjadi , lokasi bencana dan potensi bencana berikutnya.
- Pola peringatan dini : pola ini digunakan dalam situasi di mana bencana telah terjadi atau ada indikasi kuat bahwa bencana lanjutan akan segera menyusul.
- Pola instruksi atau arahan tindakan : selain memberikan informasi tentang bencana, BMKG juga menyertakan instruksi atau arahan yang jelas untuk masyarakat.
- Pola pembaruan berkala : setelah mengeluarkan peringatan awal, BMKG biasanya memberikan pembarauan berkala mengenai situasi terkini
Jenis pola diatas bisa gunakan dari beberapa kejadian sebagai berikut :
- Pola informasi langsunga dan jelas = ( misalnya gempa bumi, tsunami atau longsor), lokasi kejadian , waktu kejadian , serta potensi bahaya lanjutan disampaikan dengan kalimat yang tegas dan tanpa ambiguitas. Pola ini digunakan untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan gambaran yang jelas mengenai situasi darurat tanpa memerlukan interprestasi tambahan. Pola ini biasanya diterapkan dalam waktu singkat setelah bencana terjadi agar masyarakat dapat bereaksi dengan cepat dan tepat.
- Pola peringatan dini : misalnya , setelah terjadinya gempa bumi  dengan intesitas tinggi, BMKG mungkin  akn mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi tsunami. Pola peringatan dini ini penting dalam situasi di amna masyarakat perlu segera melakukan tindakan pencegahan atau evakuasi agar bertujuan mengurangi resiko korban jiwa adan kerugian material .
- Pola instruksi atau arahan tindakan : misalnya setelah terjadi gempa bumi di wilayah pantai , BMKG dapat memberikan arahan kepada masyarakat untuk menjauhi area pesisir guna menghindari potensi tsunami.
- Pola pembaruan berkala : misalny jika BMKG awalnya mengeluarkan peringatan tsunami setelah gempa bumi, tetapi setelah pemantaun lebih lanjut tidak ada tanda-tanda tsunami, mereka akan memberikan pembaruan bahwa situasi telah aman bertujuan menenangkan masyarakat dan tetap waspada.
Secara keseluruhan , pola-pola pesan negatif ini digunakan oleh BMKG dalam situasi darurat atau berpotensi buruk untuk  memberikan peringatan yang cepat, jelas dan efektif. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H