Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Kebugaran Leslie dan Menu Bahagia Zaidul Akbar

23 April 2021   12:58 Diperbarui: 23 April 2021   13:12 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa tak identik dengan loyo dan rebahan sepanjang hari.  Maka saya menyesuaikan jadwal kardiorobik berdurasi 45 menit yang dipandu video instruktur cantik Leslie Sansone (60) yang terkenal dengan serial video program kebugarannya 'Walk at Home',  dari selepas Subuh dimajukan menjadi sebelum makan sahur selama Ramadan agar sempat minum cukup air putih sesudahnya. Maklum setelah melalap program '3 Miles Walk' bisa dipastikan banjir keringat hingga butuh asupan air yang memadai agar tidak dehidrasi sepanjang hari sampai saat berbuka nanti.

Berhenti berolahraga saat puasa, sebagaimana dirilis halodoc.com, bisa berakibat buruk bagi kesehatan yang bisa berupa penurunan fungsi jantung dan gangguan pada aliran darah. Jadi sebaiknya berlatihlah sebagaimana biasa, tentu saja disesuaikan dengan kondisi tubuh plus pengaturan waktu sesuai kebutuhan, agar bisa mendapatkan berbagai manfaat olahraga selama berpuasa dari mulai menghalau malas/kantuk,  menurunkan berat badan, mencegah diabetes, dan melancarkan detoksifikasi tubuh. Laman tersebut juga merekomendasikan waktu terbaik berolahraga saat Ramadan adalah menjelang berbuka.

Hal lain yang tak kalah pentingnya diperhatikan selama bulan suci ini adalah pola makan karena Ramadan, menurut dokter Zaidul Akbar di saluran YouTube  dr Zaidul Akbar Official (31/3/2020), sebenarnya diprogram  oleh Allah Subhanahu wa Ta'alaa sebagai momentum bagi orang-orang beriman untuk memberikan makanan yang lebih banyak dan lebih lebih berkualitas bagi qalbu (ruh, jiwa, hati) mereka.

Pakar kesehatan yang belakangan populer dengan kiat Jurus Sehat Rasulullah (JSR) itu memaparkan bahwa sebenarnya prioritas puasa bukanlah pada menahan lapar, tetapi mendisiplinkan panca indra yang berpotensi memicu hawa nafsu negatif destruktif dan memberikan lebih banyak porsi makanan bagi qalbu  dengan memperbanyak ibadah.

Banyak penyakit degeneratif seperti kanker dan sakit jantung, menurut Zaidul, disebabkan oleh kebanyakan makan serta terlalu banyak mengkonsumsi makanan berkualitas buruk yang padat gula-tepung-minyak. Mirisnya, mayoritas kita tetap saja menyantap makanan yang disukai meski tahu ada keburukan di dalamnya.

Kurma, madu, dan susu segar adalah makanan yang disarankan Zaidul untuk dikonsumsi selama puasa karena ketiganya mengandung asam amino esensial, sejenis protein yang tidak bisa diproduksi tubuh. Asam amino esensial, menurut alodokter.com, memiliki banyak peran dalam tubuh seperti membantu proses penyembuhan luka, memproduksi hormon pertumbuhan, meningkatkan kekuatan otot, dan mengatur kadar gula darah. 

Zaidul menuturkan  hasil penelitian seorang ilmuwan AS mendapati bahwa puasa keagamaan selama 30-40 hari bisa memicu produksi hormon pertumbuhan sampai 1250 persen dan bila seorang Muslim menjalani Ramadan dengan benar ditambah memastikan lambung bersih dari makanan sampah, maka pertumbuhan fisiknya pasti akan luar biasa. Namun dia mengingatkan bahwa seorang mukmin seyogyanya memiliki ruh, jiwa, dan iman yang jauh lebih besar dari fisiknya.

Puasa pun harus dilakukan dengan berbahagia karena kebahagiaan akan terefleksikan dalam tubuh. Ketidakbahagiaan yang bertumpuk akan menimbulkan stres yang berpotensi memicu hipertensi, meningkatkan kadar gula, dan gangguan kesehatan lainnya. Paling berbahaya bila stres menghalangi tubuh untuk menyerap gizi dari makanannya, maka tubuh pun akan 'kelaparan' karena tidak mendapat asupan gizi meski banyak makan. Ujung-ujungnya berat badan akan melonjak dan mengundang banyak penyakit. Oleh karena itu Zaidul mengajak mereka yang tidak bahagia menjalani Ramadan untuk merevitalisasi niat dalam menjalani ibadah agar bisa menjalaninya dengan lebih baik.

Kiat mengatasi rasa tidak bahagia adalah dengan memperbanyak asupan bagi qalbu yang sangat beragam di bulan Ramadan ini dari mulai tadarus, sholat Tarawih, bersedekah, dan lainnya. Selanjutnya disiplinkan panca indra agar tidak melihat, mendengar, bicara, atau merasakan hal-hal yang tidak bermanfaat secara berlebihan. Kendali atas panca indra yang merupakan pemicu hawa nafsu ini, menurut Zaidul, akan menghadirkan ketentraman di jiwa karena kita tak lagi dipusingkan oleh remeh temeh yang tidak penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun