Kunci pertama adalah musyawarah untuk mufakat. Jika ayah, ibu, dan anak punya hasrat mencicipi makanan tertentu yang berbeda-beda; maka buat konsensus saja pilihan menu siapa yang akan disajikan pada hari ini, besok, dan lusa.
Bergiliran agar semua terakomodir dan anggaran belanja tetap normal. Ibu sebagai penjaga gawang keuangan harus tegas dalam hal ini dan tabah , terutama dalam menghadapi rengekan anak-anak yang masih kecil. Ramadan cukup bagus dijadikan momen pendidikan empati dan kedisiplinan untuk membangun karakter anak-anak.
Langkah kedua, berkolaborasi dengan 'dapur-dapur umum' di sekitar rumah. Banyak pedagang profesional maupun kagetan yang menjajakan makanan berat atau ringan.
Masak sendiri terkadang perlu sumber daya yang ekstra tinggi, kejelian memadukan hidangan buatan rumah dengan  hidangan matang siap beli bisa sangat berkontribusi positif bagi kesehatan dompet dan diri anda.
Contohnya, bila ada anggota keluarga yang menginginkan sambal dengan kondisi harga cabe rawit nyaris setara 3 kg ayam saat ini, maka membeli seporsi sambal matang di warung nasi atau versi botolan akan jauh lebih hemat. Kolak atau bubur candil juga sama.
Ketimbang masak sendiri sepanci besar lalu akhirnya basi dan dibuang karena tak habis dimakan, lebih aman beli sesuai porsi yang dibutuhkan. Silahkan dihitung anggaran membuat sendiri sambal/kolak, lalu bandingkan dengan  harga penganan serupa yang ditawarkan pedagang.
Kolaborasi tersebut setidaknya memberikan dua keuntungan, yaitu tak ada makanan terbuang karena tersedia dalam porsi secukupnya dan ikut memberdayakan para pejuang sektor usaha kecil dengan membeli dagangan mereka. Keuntungan lain, takkan ada pembengkakan anggaran keluarga yang terlalu berlebihan.
Kiat-kiat di atas bisa diterapkan juga untuk pos kue Lebaran dan baju beduk. Perayaan sebagai ungkapan syukur paska Ramadan sah saja dilakukan dengan tetap menjaga diri agar tidak terjerumus pada keborosan yang berpotensi mengundang bencana finansial di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H