Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bocah yang Berjualan Gambar 'Dragon Ball' di Twitter

18 Maret 2021   18:17 Diperbarui: 18 Maret 2021   18:53 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemiskinan adalah media subur bagi Samuel Anders Mendoza untuk menumbuh-kembangkan bakat seninya (doc.AP News, Guelph Today/ed.WS)

"Hai. Saya Samuel, saya menjual gambar saya seharga USD 1 untuk membantu ibu saya dengan (makanan) diet saya, membelikannya rumah dan toko sehingga dia tidak perlu bekerja di jalanan dan (menjadi) sakit karena COVID-19 dan (hasil penjualannya juga akan dipakai) membeli selai kacang untuk saya. Terima kasih, tuan dan nyonya." Tulis Samuel Anders Mendoza di akun Twitter disertai unggahan foto dari empat gambar yang dibuatnya (Associated Press, 17 Maret 2021).

Cuitan itu menarik perhatian banyak orang dan dia sekarang memiliki lebih dari 15.000 pengikut, berhasil menjual lusinan gambar yang telah dia kerjakan di meja yang terletak di antara antara sofa usang dan lemari es berkarat di rumah keluarga kecilnya di Barquisimeto, sekitar lima jam di sebelah barat ibukota Venezuela, Caracas.

"Sebenarnya saya tidak tahu bahwa saya akan menggambar seperti itu, tetapi waktu telah berlalu dan saya (sekarang) telah benar-benar bisa melukis." Kata Samuel sembari memperlihatkan gambar tokoh Son Go Ku dari serial manga/anime Dragon Ball yang telah selesai dikerjakannya.

Di negara yang dilanda krisis di mana pekerjanya berpenghasilan rata-rata USD 2 per bulan, hasil penjualan gambar-gambar Samuel memberikan kontribusi besar bagi anggaran keluarganya yang mayoritas digunakan memenuhi kebutuhannya akan makanan berprotein tinggi untuk mengatasi  malnutrisi.

Samuel dan sang ibu Magdalena Rodrguez (38), seperti jutaan warga Venezuela lainnya, beremigrasi untuk mencari kondisi kehidupan yang lebih baik. Mereka pergi ke Colombia pada tahun 2019 ketika pemadaman listrik yang meluas melanda tanah airnya tepat saat Magdalena mengetahui diagnosa putranya.

Samuel, sebagaimana dirilis Associated Press, divonis mengidap sindrom Asperger, salah satu dari spektrum autisme dan membutuhkan asupan makanan berprotein tinggi yang relatif mahal. Ujian keluarga kian berat saat Magdalena kehilangan pekerjaan ditambah kian meningkatnya sentimen negatif terhadap para migran asal Venezuela, sehingga mereka memutuskan untuk hengkang dari Colombia dan kembali ke tanah air pada Desember lalu.

Ibu tiga anak tersebut sekarang menjual makanan ringan yang dipajangnya di atas sebuah meja di alun-alun utama Barquisimeto disamping menekuni pekerjaan sebagai tukang pembersih. Namun hasilnya belumlah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Samuel.

"Itu tidak mudah." Ujar Magdalena yang baru mengetahui upaya Samuel membantunya saat sang anak meminta informasi rekeningnya untuk menampung transfer hasil penjualan gambar-gambar di Twitter.

Samuel, yang mengatakan mulai menggambar pada usia 5 tahun, memiliki kecenderungan untuk menggambar karakter-karakter anime, namun dia juga mampu menggambar potret superstar sepak bola Cristiano Ronaldo.

Seniman Venezuela Oscar Olivares, yang mengelola sebuah akademi seni, melihat cuitan Samuel dan memberinya beasiswa untuk belajar menggambar. Laptop, satu set pensil berkualitas tinggi, dan selai kacang juga dihadiahkan para pengikut akun medsos pada bocah kreatif itu.

Samuel menyebutkan kemungkinan menaikkan harga gambar seiring dengan peningkatan keahliannya dan ingin membuat videogame bergaya YouTube saat dia besar nanti (Associated Press, 17 Maret 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun