Atletik, tinju, bulutangkis, atau sepakbola semua mencantumkan tambahan klasifikasi gender di belakangnya jadi atletik putra atau putri, tinju putra/putri, bulutangkis putra/putri, sepakbola putra/putri; sementara bila ada cabang olahraga berpasangan maka diistilahkan ganda campuran (bulutangkis, tenis, dan lainnya).
Hal itu dilakukan sejak jaman dahulu kala karena manusia secara umum mengetahui dan mengakui adanya perbedaan antara perempuan dengan lelaki, terutama dalam aspek kekuatan jasmaniah yang kasat mata. Secara umum lelaki dinilai memiliki kekuatan fisik lebih besar dari perempuan sehingga mempertandingkan dua gender dalam satu cabang olahraga dinilai tidak adil dan tidak sportif.
Maka wajar saja jika beberapa bulan ke belakang sebelum ramai pandemi, para atlit putri dalan sebuah kejuaraan lari tingkat SMA di salah satu negara bagian AS mengajukan protes saat posisi juara diraih oleh pesaing yang notabene perempuan transgender. Biar mereka mengaku sama-sama perempuan, tapi otot-tulang-daging-jeroan mereka toh 100 persen laki-laki. Pertandingan dinilai tidak sportif karena label putra/putri yang menempel di pertandingan itu sebenarnya mengacu pada gender biologis.
Kalaupun para pelaku/pendukung transgender ingin posisinya disetarakan dengan perempuan/lelaki biologis, sebaiknya mereka konsisten melakukan berbagai cara untuk 'menyamakan secara utuh dan bukannya hanya meniru' performa fisik mereka. Masalah keberadaan ovarium dalam tubuh perempuan, misalnya, apa sudah bisa dibuat replika yang minimal 75 persen sama dengan buatan Sang Khalik di tubuh perempuan biologis?
Selama naluri perempuan hanya bertahta di ranah psikis, maka urusan pekerjaan/pertandingan yang terkait dengan fisik hendaknya berkiblat pada gender biologis agar sportifitas lintas profesi bisa terjaga. Gender memang bukan sebatas urusan 'rasa', tapi ada runtutan logika dunia nyata yang harus diikuti agar emansipasi bisa membumi dengan sebaik-baiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H