Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menulis Jurnal untuk Pencapaian Karier yang Memuaskan

17 Juni 2020   20:18 Diperbarui: 17 Juni 2020   20:24 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membiasakan diri menulis jurnal tentang dinamika profesional sangat membantu pemetaan jalur karir yang diharapkan (doc.timgatewood.wordpress.com/ed.Wahyuni)

Pencarian menemukan jalur karir yang memuaskan, menurut career coach internasional kawakan Rachel Montanez, tidak harus memakan waktu lama bila kita telah merasakan kemajuan karir yang menantang dan menginspirasi, keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik, dan dampak sosial yang lebih besar (Forbes, 14 Juni 2020).

Berikut adalah tiga langkah sederhana yang direkomendasikan Rachel untuk memulai jalur karir yang bermakna selaras dengan jatidiri anda.

Tulislah Jurnal

Pernahkah anda menulis apa yang sebenarnya diinginkan dari karir anda? Positive Psychology mencantumkan ada lebih dari 80 manfaat menulis jurnal terkait depresi, kecemasan, dan stres yang bisa melanda siapapun, termasuk para pembangun karir. Menulis jurnal bermanfaat untuk meningkatkan mood, kesejahteraan diri (aspek kesehatan, kebahagiaan, kepuasan, kemakmuran), dan memori kerja. 

Jurnal, menurut Rachel, adalah tempat yang tepat untuk menangkap impian dan mengevaluasi apa yang anda rasakan saat menjalani karir. Sungguh menakjubkan bagaimana anda akan melihat sebuah pola dan tren saat mulai mencurahkan isi pikiran dari kepala dalam bentuk tulisan di atas kertas. Menulis berbagai hal juga dapat membantu anda melacak tujuan dan pencapaian sesungguhnya yang ingin diraih.

Ambil Tindakan.

Sebuah langkah yang kuat membutuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri. Rachel menyarankan untuk membangun dan terus melatih pemikiran afirmasi positif seperti 'Aku tidak percaya bahwa perjalananku mentok di sini dan mati kutu', 'Akan kuperlihatkan kemampuan/keunggulanku'.

Jika ingin mendapatkan lebih banyak dari perubahan karier, anda perlu berpikir analitis dan kritis agar bisa membuat keputusan yang lebih baik. Berpikir kritis melibatkan pengembangan pendapat anda sendiri dengan menggunakan penilaian dan kreativitas sehingga mampu melakukan pendekatan masalah dari sudut pandang baru. Sebaliknya, pemikiran analitis melibatkan pengambilan informasi dari luar dan mengevaluasinya untuk menciptakan pendekatan berbasis fakta serta bukti.

Buatlah daftar pro-kontra seputar karir pilihan anda sebagai cara untuk melatih diri dalam menggunakan pemikiran kritis dan analitis.

Berdiskusi dengan Pembimbing Profesional

Seringkali kita berbagi pemikiran seputar perubahan karier dengan anggota keluarga atau teman. Respon mereka biasanya pesimistis atau malah sangat antusias, namun keduanya berujung pada fakta bahwa mereka tidak siap melepas kita untuk maju. Berbicara kepada pihak ketiga dari kalangan profesional akan memberi anda perspektif unik yang tidak bias dan memberi anda dukungan interaktif untuk memilah-milah ide, perasaan , serta logika.

International Coaching Federation (ICF, Federasi Pelatihan Internasional) menemukan bahwa dalam pengaturan organisasi perusahaan, terbukti 80% orang yang menerima pelatihan mengalami peningkatan rasa percaya diri dan lebih dari 70% memperlihatkan peningkatan performa kerja serta kecakapan berinteraksi-berkomunikasi.

Upayakan melobi manajemen perusahaan untuk menyediakan anggaran pelatihan dalam rangka meningkatkan kecakapan profesional para karyawan yang nantinya akan memberikan keuntungan pula bagi perusahaan. 86% perusahaan, menurut ICF, melaporkan bahwa mereka secara signifikan mendapatkan kembali investasi yang telah mereka tanam dalam program pelatihan karyawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun