Nyatanya hal yang ditakutkan Orlando sudah terjadi. Sebuah grup Facebook yang menamakan diri 'Revolusi Nasional' yang baru dibentuk pada 25 Maret 2020 lalu kini anggotanya meningkat pesat sebanyak 2.600 orang dan admin grup ini mendorong anggotanya untuk menjarah pasar grosir lokal.
"Orang-orang (di belakang kelompok ini) adalah orang-orang yang, sebelum 'lockdown', mencari nafkah dari perampokan rumah dan pencurian toko." Kata sumber anonim dari unit Sisilia Digos, pasukan polisi anti-terorisme Italia, pada The Guardian, "Tindak kriminal yang terjadi di masa 'lockdown' dimana banyak toko harus ditutup, maka satu-satunya toko yang terbuka untuk dirampok adalah supermarket dan toko kimia. Pelakunya adalah orang-orang dari wilayah selatan yang karena kemiskinan sangat merajalela harus bertahan hidup mengandalkan aktifitas kriminal dan (akibat 'lockdown') mereka tidak bisa beroperasi seperti biasa."
Tidak lama kemudian diberitakan bahwa sekitar 15 orang menyerbu toko kelontong Lidl di kota, mengisi gerobak mereka dan menolak untuk membayar. Di dekatnya, pemilik usaha kecil ditekan untuk melepas makanan dan persediaan toko secara gratis.
Kelambanan pemerintah Italia merespon dampak ekonomi pandemi ditengarai telah memperburuk stabilitas di negeri tersebut dan para bos mafia dengan cerdik memanfaatkan celah tersebut untuk memperdalam cengkraman mereka. Federico Cafiero De Raho, jaksa penuntut anti-mafia nasional, memperingatkan bahwa "konsensus sosial adalah bagian dari rencana ekspansi mafia."
De Raho, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, mengatakan bahwa klan mafia Camorra telah mendistribusikan makanan kepada keluarga yang membutuhkan uang saat karantina dan menawarkan pinjaman yang suatu hari pembayarannya mungkin hanya bisa dituntaskan dengan bekerja untuk mafia, "Camorra tahu ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi."
Diego Gambetta, penulis beberapa buku tentang kejahatan terorganisir termasuk The Mafia Sisilia, mengatakan kepada Newsweek bahwa publikasi yang mencitrakan bahwa mafia 'membantu yang lemah'dimaksudkan untuk meningkatkan reputasi organisasi kriminal tersebut sebagai 'pelindung yang bonafid' sekaligus menguatkan kesan seolah-olah negara tidak kompeten bahkan tidak peduli pada rakyatnya. Hal itu mendorong rakyat mencari 'perlindungan lokal' dari kelompok-kelompok mafia di wilayah mereka.
Belakangan ini berita 'kiprah amal' sindikat mafia juga bermunculan dari Afrika, Amerika Latin, dan Jepang (Newsweek, 18 April 2020).
\
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H