Orangtua harus memberi ruang bagi anak-anak untuk mengekspresikan perasaan mereka selama masa karantina.
"Rencanakan waktu setiap hari di mana seluruh anggota keluarga berkumpul untuk melihat bagaimana perasaan masing-masing dan cara mengelolanya. Ciptakan suasana santai dan jawab semua pertanyaan mereka sebaik mungkin. "Tutur Craig A. Knippenberg, seorang terapis dan penulis buku 'Wired and Connected: Brain-Based Solutions To Ensure Your Child's Social and Emotional Success.'
Keluarga dapat membicarakan cara-cara sehat untuk mengekspresikan perasaan dan mendorong satu sama lain untuk membuka diri karena memendam gejolak emosi dalam jangka panjang justru sering memperburuk keadaan. Berhati-hatilah untuk tidak menyepelekan atau mengabaikan perasaan atau masalah apa pun yang dialami anak meskipun itu butuh banyak kesabaran dan perhatian. Bagaimanapun anak-anak punya kebutuhan untuk diperhatikan dan didengarkan oleh orangtua mereka.
Luangkan Waktu untuk Aktivitas Fisik
Aktifitas fisik wajib jadi bagian dari rutinitas anak-anak karena bagus untuk memelihara kesehatan mental dan bisa menjadi waktu keluarga yang berkualitas.
"Manfaatkan waktu di luar rumah yang anda miliki untuk beraktifitas sebanyak mungkin. Biarkan anak-anak anda bergerak bebas, terutama yang lebih muda, agar mereka bisa menyalurkan semangat." Papar psikoterapis Noel McDermott.
Pergi keluar (sambil menjaga jarak aman dari orang lain) memberikan kesempatan untuk bergerak lebih leluasa dan  menghirup udara segar. Gerakan juga bermanfaat untuk anak-anak yang lebih besar.
"Mungkin aturan tentang berapa lama lama  berada di depan layar gawai jadi lebih fleksibel karena kondisi saat ini, terutama bagi remaja yang kehidupan sosial mereka lebih banyak dilakukan secara online."Tutur von Lob," Namun tidak kalah pentingnya bagi mereka beristirahat secara teratur, pergi keluar mencari udara segar, dan berolahraga."
 (Bersambung)