Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wabah dan Isra Menuju Ramadhan

22 Maret 2020   11:34 Diperbarui: 22 Maret 2020   11:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak rezim penindas umat Islam kini harus mengalihkan fokus mereka pada usaha menanggulangi wabah yang begitu cepat menyebar sekaligus memakan sangat banyak korban di tataran global hingga hingga setidaknya persekusi atas mereka mengendur, memberi ruang bernapas lebih lega yang memungkinkan mereka kembali menekuni ibadah dengan lebih intens.

Sementara bagi umat Islam yang berada dalam kemerdekaan beribadah, Covid-19 dengan segenap kecemasan dan gangguan signifikan yang ditimbulkannya dalam kehidupan bisa merupakan operasi pembersihan hati.

Sekaligus tasliyah bagi keluarga yang dalam keseharian normal mungkin hanya bisa berkumpul sebelum atau sesudah aktifitas rutin bekerja-sekolah-kegiatan sosial dan karantina akibat wabah memungkinkan waktu kebersamaan menjadi lebih panjang yang berpotensi menebalkan silaturahim yang sempat menipis. Sinergi ayah-ibu dalam mendidik buah hati mereka bisa direvitalisasi.

Ramadhan Bisa Menjadi Tujuan 'Isra'

Usai pembersihan hati, Rasul SAW pun bergerak melakukan isra menuju Mesjid Al-Aqsha. Bagi umat beliau, bulan Rajab ini adalah titik awal isra dengan tujuan menggapai Ramadhan yang kini tinggal menghitung hari.

Isra yang merupakan titik lepas landas Rasul SAW melakukan mi'raj menuju sidratul muntaha tempatnya menghadap Rabb Azza wa Jalla untuk menerima perintah keumatan sholat fardhu lima waktu.

Ramadhan adalah periode isra bagi umat Rasul SAW karena ada banyak keistimewaan di dalamnya yang sangat potensial meningkatkan kesucian hati dan kualitas keimanan bagi yang menyempurnakan ikhtiar untuk menjalaninya. Keistimewaan Ramadhan itu di antaranya adalah shaum Ramadhan sebagai rukun Islam keempat, bulan diturunkannya Al-Qur'an (nuzulul qur'an), bulan dihadirkannya lailatul qadar yang ibadah di malam tersebut senilai dengan ibadah 1000 bulan, shaum dan shalat yang dilakukan dengan keimanan seraya berharap pahala adalah syariat diampuninya dosa, mereka yang melaksanakan shalat tarawih bersama imam sampai akhir akan diapresiasi sama dengan qiyyamul lail semalam penuh, serta menjalankan umrah di bulan Ramadhan diganjar pahala senilai haji (Kiblat, 17 Mei 2018).

Sebenarnya masih banyak keistimewaan lain Ramadhan, termasuk kewajiban membayarkan zakat fitrah yang berlaku lintas status ekonomi berbeda dengan zakat-zakat lainnya. Setiap Mukmin terlepas seberapa kaya atau berkuasanya dibebani kewajiban yang sama untuk urusan zakat fitrah ini dan itu adalah sebuah penghormatan atas kemanusiaan yang dianugerahkan Sang Khalik.

Ramadhan sebagai isra merupakan modal untuk mencapai mi'raj berupa terjaganya hati-lidah-langkah dalam koridor melakukan semua ibadah yang berkaitan langsung dengan Rabb maupun yang bersentuhan dengan interaksi antar makhluk dalam koridor menjalankan perintahNya sesuai fungsi utama penciptaan manusia.

Miraj adalah konsistensi penjagaan diri sepanjang perjalanan usia yang harus selalu direvitalisasi sampai ke tujuan akhir, yaitu husnul khatimah saat Malaikat Izroil menjemput kita kembali pada Rabb Azza wa Jalla. Wallohu'alam bish shawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun