Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Provokasi Jelang Setahun Tragedi Penembakan Brutal di Masjid Selandia Baru

12 Maret 2020   18:35 Diperbarui: 12 Maret 2020   18:47 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polisi sendiri mengatakan mereka tengah bekerja untuk memastikan memiliki pengetahuan mendalam tentang individu dan kelompok yang tindakannya menimbulkan ancaman tetapi tidak mengomentari kelompok tertentu.

Komite khusus yang diketuai oleh Ardern dalam pertemuan bulan lalu mendengarkan pernyataan Direktur Jenderal Badan Intelijen Keamanan Selandia Baru Rebecca Kitteridge bahwa, menurut transkrip yang dilihat Reuters, serangan Brenton memang menginspirasi para pegiat rasisme/ekstrimisme,"Kami mendapat lebih banyak informasi tentang lebih banyak orang yang mengekspresikan pandangan ekstremis dibanding sebelum 15 Maret baik dari kelompok yang sudah ada sebelum serangan itu maupun yang terbentuk sesudahnya."

Sekitar 30-50 orang sedang diselidiki secara aktif oleh agensi tersebut karena menimbulkan ancaman teror, jumlah yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. 

Pada periode antara 15 Maret 2019 sampai akhir Juni 2019, mereka banyak menerima informasi tentang orang-orang yang mengekspresikan faham rasis, Nazi-isme, identitarian, atau supremasi kulit putih.

Sebuah survei oleh agen keamanan online Netsafe pada bulan Desember menunjukkan pidato kebencian online meningkat di Selandia Baru dalam 12 bulan terakhir dengan sekitar 15% dari populasi orang dewasa menjadi target ujaran kebencian online. Sementara secara offline, poster-poster supremasi kulit putih telah bermunculan di universitas-universitas Auckland dalam beberapa minggu terakhir menjelang peringatan 15 Maret.

Ardern mengatakan dia 'merasa terpukul' oleh ancaman terbaru yang ditujukan terhadap masjid Al Noor dan itu menunjukkan bahwa ada lebih banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan.

"Kita harus kembali ke (pertanyaan) dasar mengapa orang-orang itu merasa bahwa mereka bisa leluasa mengancam hidup orang lain." Katanya kepada wartawan.

Undang-undang terkait tengah digodok dan diharapkan selesai bulan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun