Pada Senin (17/2) pagi lalu mantan Presiden AS Barack Obama menulis cuitan di akun Twitter-nya:Â
'Sebelas tahun yang lalu hari ini, saat (AS) nyaris mengalami resesi terburuk dalam beberapa generasi, saya menandatangani Recovery Act (UU Pemulihan) yang membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi selama lebih dari satu dekade ke depan dan deret penciptaan lapangan kerja terpanjang dalam sejarah Amerika' Dia menyertakan foto tandatangannya di atas naskah undang-undang dimaksud (Fox News, 18 Februari 2020).
Obama merilis cuitan di atas untuk memperingati penandatanganan paket stimulus ekonomi tahun 2009 di masa dia menjabat sebagai pimpinan tertinggi negaranya.Â
Namun berhubung saat ini kampanye pemilihan presiden tengah hangat-hangatnya, tulisan itu membuat Presiden Donald Trump merasa tersentil sehingga secara spontan melancarkan cuitan balasan pada malam di hari yang sama.
'Apakah Anda mendengar upaya pembodohan baru? Presiden Obama sekarang tengah mencoba untuk mendapatkan pujian untuk peningkatan ekonomi luar biasa  yang terjadi di bawah pemerintahan Trump. Dia melakukan langkah pemulihan TERLEMAH sejak (terjadinya) Depresi Hebat, meskipun sukubunga NOL & pembelian aset berskala besar mendapat keringanan MASIF. SEKARANG, jumlah  pekerjaan adalah terbaik yang pernah ada. (Kita) harus membangun kembali militer kita, yang sudahbenar-benar terkuras. Sukubunga NAIK, pajak dan regulasi MENURUN. Jika Dems (Partai Demokrat) menang pada tahun 2016, AS akan berada ditimpa masalah besar dalam perekonomian (Depresi?), militer juga akan bermasalah. YANG TERBAIK BELUM DATANG. PERTAHANKAN AMERIKA SEBAGAI YANG TERBESAR!'Demikian cuitan yang sangat khas Trump, sebagaimana dilansir Fox News, sangat emosional dengan tatabahasa yang rancu.
Fakta menunjukkan ...
Obama dan sekutunya telah lama menggembar-gemborkan dampak paket stimulus ekonomi , dikenal sebagai Undang-undang (UU) Pemulihan dan Reinvestasi Amerika, senilai USD 787 miliar yang disahkan pada Februari 2009.Â
Waktunya bertepatan dengan 14 bulan resesi berjalan (dimulai pada Desember 2007) dan sekitar delapan bulan sebelum tingkat pengangguran nasional memuncak di level 10 persen pada Oktober 2009.
Paket stimulus itu memang kontroversial namun para pejabat di bawah kepemimpinan Obama secara rutin menopang pelaksanaan UU itu dengan senantiasa berupaya mengembalikan gerak perekonomian ke jalur yang tepat paska resesi nan bersejarah, dan mengklaim bahwa kebijakan itu berhasil membangun landasan untuk keuntungan ekonomi di bawah Trump.
Di bawah pemerintahan Obama, tingkat pengangguran turun dengan stabil setelah mencapai 10 persen di awal masa jabatan pertamanya dan persentase itu terus menurun selama kepemimpinan Trump sehingga saat ini mencapai tingkat pengangguran terendah dalam 50 tahun terakhir.
Pertumbuhan pasar saham pun melonjak di bawah Trump. Menurut analisis Fox Business, pasar saham tumbuh 31 persen dalam 807 hari perdagangan sebelum pemilihan Trump lalu meningkat menjadi sebesar 56 persen pada 807 hari perdagangan setelahnya.Â
Pertumbuhan masih terus naik hingga ulang tahun ketiga pelantikan Trump pada Januari ini. Selain itu upah pekerja naik di era Trump meski,menurut analisis Fox Business, upah memang telah naik sedikit lebih cepat sebelum masa jabatan pertama Trump.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H