Tak peduli seberapa mahal atau recehnya barang anda yang tercecer, peluang untuk mendapatkannya kembali sangat besar. Baru-baru ini BBC memberitakan bahwa 83 persen ponsel yang hilang di Tokyo akhirnya kembali pada pemilik masing-masing (CityLab, 11 Februari 2020).
Di Tokyo ada lebih dari 4,1 juta barang hilang diserahkan oleh penemunya pada polisi pada tahun 2018 dan jumlah itu menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Sementara secara nasional tercatat ada 26,7 juta objek dilaporkan hilang pada 2015.
Dompet berbagai ukuran, payung, dan uang tunai adalah barang-barang yang sering dilaporkan hilang. Total uang tunai yang ditemukan tercecer di berbagai tempat dan dilaporkan mencapai 3,8 miliar yen pada 2018, dashyatnya tiga perempat dari jumlah itu berhasil dikembalikan pada pemiliknya.
Proses kehilangan barang lalu menemukannya kembali (lost and found) dimulai dari 'koban' lokal yang bertanggungjawab membentuk dasar pendekatan berbasis masyarakat untuk penegakan hukum.
Koban adalah kantor polisi kecil dan berlokasi strategis yang berfungsi sebagai titik kontak utama sebagian besar penduduk dengan polisi. Ada sekitar 6.300 koban  tersebar di seluruh Jepang.
Di Tokyo petugas di koban bertugas mengisi laporan tentang barang yang hilang dan identitas para penemu barang. Barang yang ditemukan akan disimpan di kotak polisi selama satu bulan sebelum dikirim ke Lost-and-Found Center (LFC) di Tokyo Metropolitan Police Department.
LFC terletak di Bunkyo Ward dengan fasilitas enam lantai yang mampu menampung 900.000 barang hilang, termasuk ruangan seluas 200 meter persegi yang didedikasikan khusus untuk payung. Maklum pada 2018 saja tercatat 343.725 payung ditemukan atau hampir 8 persen dari total jumlah barang yang ditemukan.
Setelah sampai di LFC setiap barang dicatat dengan cermat dan diperiksa untuk mengidentifikasi informasi pribadi yang mungkin membantu menghubungi pemilik yang sah. Pusat ini juga mengoperasikan situs web lost and found dalam bahasa Jepang yang memuat katalog barang hilang.
Jika setelah tiga bulan pemilik yang sah tidak dapat ditemukan, maka kepemilikan sebagian besar barang diberikan pada penemunya atau pemerintah kota. Beberapa barang yang tidak diklaim seperti pakaian, alat musik, dan alat tulis biasanya dijual pemerintah daerah pada pedagang grosir.
Stasiun kereta api Jepang yang selalu ramai  adalah titik umum lain untuk mengembalikan barang yang ditemukan. Depot-depot lost and found stasiun akan menyimpan barang sampai dua minggu sebelum menyerahkannya pada polisi.
Perusahaan Kereta Api Sagami mencatat 85.043 barang diserahkan kepada staf stasiun pada tahun 2018, sekitar seperempatnya adalah payung, dan 31,4 persen di antaranya berhasil kembali pada sang pemilik.Â