Alex Martinez adalah bocah SMP berumur 13 tahun yang mengendarai sepeda bergambar Kura-kura Ninja-nya ke sekolah dan masih salah tingkah saat berinteraksi dengan teman-teman perempuan sebayanya.Â
Alex ingin menjadi guru saat dewasa nanti sehingga dia bersedia mengerjakan 'apapun yang diminta kepala sekolah'. Tapi itu sebelum dia memondong senapan berburu dan bergabung dengan teman-teman sebaya lainnya dalam pasukan penjaga Ayahualtempa, sebuah desa di Meksiko (The Washington Post, 8 Februari 2020).
Bermula pada November tahun lalu saat aksi kekerasan pecah di pegunungan negara bagian Guerrero, para orangtua di Ayahualtempa memutuskan bahwa sudah tiba waktunya putra-putra mereka yang notabene masih bocah untuk mengangkat senjata.
Alex diberikan senapan berburu dan disuruh mengikuti pelatihan harian di lapangan basket desa. Dia dan rekan-rekan mudanya, beberapa di antaranya bahkan baru berumur 6 tahun,, berbaris dan merangkak dengan membawa senjata yang panjangnya hampir setinggi mereka. Seragam mereka bertuliskan "Polisi Masyarakat" dalam huruf kuning.
"Tidak ada rasa takut di matanya," kata Santo Martinez.ayah Alex saat ditanya apakah anaknya cukup dewasa untuk bertempur "Begitulah aku tahu dia sudah siap."
Meksiko mencatat 35.588 kasus pembunuhan terjadi pada tahun 2019 dan itu merupakan sebuah sebuah rekor. Tingginya kasus pembunuhan di negeri itu, tidak peduli siapapun yang berkuasa,sepertinya sulit untuk dihindari mengingat berbagai perang wilayah muncul secara sporadis di seluruh Meksiko.
Di ibukota barat laut Culiacn, kartel Sinaloa berperang melawan pasukan keamanan negara dengan senjata standar militer. Sementara di Ayahualtempa, sebuah desa yang terdiri dari 600 penduduk asli, polisi komunitas membawa senapan berburu tua dalam perang mereka sendiri melawan kartel narkoba kuat Los Ardillos yang mengendalikan kota tetangga.
Selama bertahun-tahun, Ayahualtempa telah mempertahankan kekuatan pertahanannya sendiri, lusinan pria bersenjata yang berpatroli di desa dan mengawaki pos-pos pemeriksaan dan memegang posisi pengawasan di atap rumah-rumah yang belum selesai. Autodefensas atau pasukan bela diri adalah sah di negara Guerrero dan diakui oleh pemerintah federal.
Tetapi selama setahun terakhir autodefensa lokal CRAC-PF sudah kewalahan. Dua puluh enam orang telah terbunuh sejak awal 2019 di wilayah pasukan, yang meliputi Ayahualtempa dan 15 kota lainnya. Bulan lalu 10 musisi, salah satunya masih berumur 15 tahun, yang melakukan perjalanan konser keliling ditembak dan dibakar sampai tidak bisa dikenali.
Bernardino Sanchez Luna, pendiri CRAC-PF yang berusia 48 tahun, mengatakan para pemimpinnya berbicara di antara mereka sendiri dan memutuskan untuk mengizinkan anak-anak itu masuk ke dalam pasukan.Â
Pada beberapa bulan terakhir, kelompok anak-anak bersenjata tumbuh lebih formal. Sekarang ada 17 anak laki-laki yang dinilai memenuhi syarat untuk direkrut pasukan dengan ketentuan bahwa mereka yang berusia di bawah 12 mendapatkan senjata mainan buatan tangan dan senapan yang berfungsi diberikan pada mereka yang berusia di atas 12 tahun.