Perayaan tahun baru Imlek yang jatuh pada 25 Januari 2020 nampaknya akan sedikit berbeda bagi warga Chinatown di kawasan Lower Manhattan (New York) dibanding sebelumnya. Kali ini ada friksi politik dalam, menurut istilah jurnalis BBC Â Zhaoyin Feng, dosis sehat yang akan menambah kehangatannya. Apa pasal ?
Warga Amerika keturunan China kini terbelah dua dalam urusan pengibaran bendera yang dimaksudkan sebagai atribut untuk menghormati negeri leluhur mereka. Ada dua motif bendera yang jadi bahan perbedaan pendapat, yaitu bendera warna merah dengan tambahan persegi biru yang melatari lambang matahari putih yang merupakan bendera nasional Republik China (RC) Taiwan yang beribukota Taipei dan bendera merah dengan lima bintang milik Republik Rakyat China (RRC) yang beribukota Beijing.
RC didirikan tahun 1912 dan berjalan di bawah kepemimpinan Partai Kuomintang sebelum akhirnya mereka dikalahkan dalam perang sipil oleh Partai Komunis China (PKC) pada tahun 1949. PKC mendirikan RRC dan para pendukung Partai Kuomintang mundur ke Taiwan yang beribukotakan Taipei.
Lobi politik RRC yang gencar di kancah internasional sukses melahirkan kesepakatan dengan banyak negara untuk melarang RC mengibarkan bendera dan menggunakan simbol atau emblem mereka di berbagai acara diplomatik. Kini bendera matahari putih nyaris hanya bisa berkibar bebas di Taiwan yang secara efektif merdeka namun dinyatakan Beijing sebagai wilayah pemberontak selama 70 tahun terakhir ini.
Bendera matahari putih di kawasan RRC hanya dapat ditemukan di museum dan serial sejarah di televisi atau sebagai memorabilia masa China lama, sementara Taiwan memperlakukan bendera bintang lima sebagai simbol agresi Beijing yang tidak bisa diterima (BBC, 20 Januarti 2020).
Jadi , menilik situasi di atas, bisa melihat kedua bendera tersebut dipasang bersama dalam sebuah acara adalah sebuah peristiwa langka; terkecuali di kawasan Chinatown yang berada di luar kedua negara yang bersengketa itu. Sama halnya di Chinatown- Lower Manhattan dimana rutinitas kehidupan yang sama terus berlangsung melintasi dekade demi dekade seperti kebiasaan para warga senior yang takkan melewati hari tanpa bermain mahyong, permainan tradisional berkelompok khas Tiongkok dengan menggunakan balok-balok bergambar.
Perubahan drastis sangat tidak lazim di distrik bersejarah itu tapi nampaknya perubahan kecil yang dibuat Asosiasi Suyuan berupa pengibaran bendera merah lima bintang, yang mereka lakukan pada Agustus 2018 atau pertama kalinya selama hampir seabad, telah menghadirkan perdebatan agak panas dalam komunitas.
Di seberang gang sempit dari Asosiasi Suyuan, Asosiasi Konsolidasi Kebajikan China, asosiasi Cina-Amerika tertua dan terbesar yang didirikan pada tahun 1883, mengibarkan bendera merah matahari putih dengan bangga.
"Saya tidak sepakat kalau dikatakan bahwa beralih ke bendera RRC adalah sebuah tren yang umum, mereka (Asosiasi Suyuan) hanya berbeda visi politik dengan kami."Ungkap Eric Ng, ketua Asosiasi Kebajikan pada BBC.
Sementara ketua Asosiasi Suyuan Fang Yanhua, yang lahir di China Selatan tahun 1943 saat bendera merah matahari putih masih bebas berkibar di negerinya, Â menuturkan bahwa seorang China dia memutuskan untuk mendukung Beijing karena 'Aliran sejarah telah berganti arah.'
Jika saat ini bendera merah bintang lima lebih banyak terlihat; maka penyebabnya di mata Eric adalah melonjaknya jumlah imigran dari China daratan yang begitu besar tahun-tahun belakangan ini dan mereka memegang posisi pemimpin dalam berbagai asosiasi imigran. Naiknya status politik-ekonomi China di dunia, menurut Fang, juga mendorong meluasnya pergantian bendera ini.
Faktor lain adalah memanasnya ketegangan antara Taiwan dan China yang dipicu pernyataan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang dalam sebuah wawancara dengan BBC, menegaskan China butuh 'menghadapi kenyataan' dan menunjukkan 'rasa hormat' pada negerinya. Sikap pemimpin perempuan itu menggusarkan Beijing plus sebagian kalangan China-Amerika.
Namun wakil ketua Asosiasi Suyuan Kuang Junlin menepis bahwa masalah memilih bendera selalu terkait dengan masalah politik,"Kami hanya ingin mengekspresikan rasa cinta pada tanah air."Paparnya serasa mengatakan bahwa bendera RRC merepresentasikan sosok 'ibu', sementara bendera Taiwan melambangkan figur 'nenek'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H