Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peraih Nobel Itu Meminta Maaf

8 Januari 2020   09:52 Diperbarui: 8 Januari 2020   09:54 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan tentang Aung San Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian yang kini tengah digugat oleh Gambia di Mahkamah Internasional karena keterlibatannya dalam genosida Suku Rohingya di Birma.

Namun tentang sebuah paper penelitian milik Dr Frances Arnold, seorang dosen di California Institute of Technology yang bersama dengan dua peneliti dari Harvard dan Cambridge meraih Nobel bidang Kimia tahun 2018 untuk riset mereka terkait penelitian enzim, yang membuatnya harus mengerahkan segenap keberanian untuk melupakan sejenak reputasinya sebagai ilmuwan terkemuka dan meminta maaf pada publik.

Frances dengan sangat rendah hati mengumumkan pada para pengikut akun Twitter-nya bahwa sebuah papernya yang dirilis tahun 2019 telah ditarik (The Guardian,  6 Januari 2020) karena hasilnya tidak bisa direproduksi dan para peneliti menemukan bahwa beberapa data penelitian tersebut telah hilang dari notebook  laboratorium mereka.

"(Pada) tweet pertama saya terkait pekerjaan tahun 2020 ini, saya dengan sangat kecewa mengumumkan bahwa kami telah menarik paper tahun lalu mengenai sintesis enzimatik beta-laktam." Cuit Frances mengawali pertanggungjawabannya di twit berikutnya,"Ini sangat menyakitkan untuk diakui, namun sangat penting untuk dilakukan. Saya meminta maaf pada semuanya. Saya agak sibuk saat memasukkan makalah tersebut dan tidak menggarapnya dengan baik." (BBC.com, 3 Januari 2020).

Hal yang dilakukan Frances tersebut membuahkan apresiasi. Dia dinilai telah menguasai seni permintaan maaf yang baik, yang tidak mengarah pada pembelaan diri sendiri, tetapi menerima tanggung jawab penuh dan terus maju. Sebagai balasannya, sebagaimana dilansir The Guardian, dia menerima banyak ucapan terima kasih atas kejujurannya.

Dr Betl Kacar, seorang astrobiolog dari University of Arizona, menulis di Twitter: "Ini adalah hal yang paling sulit dan hanya bisa dilakukan  oleh ilmuwan sejati. Terima kasih telah meluruskannya."

Jonathan P Dowling, seorang akademisi dari Louisiana State University, menjawab: "Anda melakukan hal yang benar! Semua ilmuwan adalah manusia. Apa yang menjadikan kita ilmuwan adalah cara kita untuk menemukan kesalahan-kesalahan (yang) kita (buat). "

Pada momen penyerahan Nobel, seorang jurubicara komite anugerah eksklusif itu menyatakan bahwa kinerja Frances 'terinspirasi oleh kekuatan evolusi dan menggunakan prinsip-prinsip yang sama, seperti perubahan dan seleksi genetik, untuk mengembangkan protein yang memecahkan berbagai permasalahan kimiawi umat manusia'.

Sayangnya tak ada Nobel untuk kategori 'permintaan maaf yang baik', namun apa yang dilakukan Frances bisa menjadi inspirasi : Saat melakukan kesalahan,; akui, minta maaf, dan selanjutnya berjanjilah untuk berbuat lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun