Guy menyamakan memori dengan sosok kakek tua yang tengah duduk dekat api unggun nun jauh di kedalaman otak kita. Dia berniat baik dan ingin menolong saat kita membutuhkan dengan mengisahkan kembali semua pengalaman yang telah dijalani.Â
Tentu saja sebagaimana para pendongeng lainnya, dia akan mengedit banyak hal agar bisa menghadirkan rangkaian 'kisah' masa lalu yang dianggapnya tangah anda butuhkan.Â
Terkadang memori juga membuang berbagai hal buruk yang terjadi di masa lalu untuk menghindarkan anda dari mengulang kembali perasaan sakit atau rasa malu yang mendalam akibat pengalaman yang tidak indah.
Kemampuan otak manusia untuk menyimpan dan menghadirkan kembali begitu banyak informasi adalah kunci untuk meraih kesuksesan serta bertahan hidup, namun ada banyak keterbatasan dan keunikan yang menyertai sehingga kita tidak bisa bergantung secara mutlak padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H