Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menyiapkan Masa Pensiun Sesuai Kebutuhan

11 November 2019   06:30 Diperbarui: 11 November 2019   11:18 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pensiun.(SHUTTERSTOCK/polymanu) | Kompas.com

Masa persiapan pensiun (MPP) bagi sebagian kalangan dipandang transisi menuju zona nyaman tetirah setelah menghabiskan banyak waktu melintasi dekade untuk bekerja membanting tulang membiayai kehidupan, namun bagi sebagian lainnya masa itu dipandang sebagai masa krisis menjelang hilangnya penghasilan rutin dan harus segera bersiap mencari alternatif pengganti secepatnya.

Ada 43 persen pegawai dalam kondisi MPP di AS berharap masa transisi dilakukan secara bertahap dengan pemotongan jam kerja rutin atau dipekerjakan berkat ketrampilan/keahlian khusus yang dimiliki namun menurut data hasil riset Transamerica Center terkait studi pensiun, tidak sampai 2 dari 10 pengusaha yang memfasilitasi program semacam itu (Business Bulletin, 4 Oktober 2019).

Survei berbasis web di atas dilakukan pada periode Oktober-Desember 2018 dengan melibatkan 4.649 staf/pegawai dan 1.825 pengusaha.

Mau bersantai atau berbisnis usai pensiun? Siapkan sedini mungkin (doc.TLS/ed.Wahyuni)
Mau bersantai atau berbisnis usai pensiun? Siapkan sedini mungkin (doc.TLS/ed.Wahyuni)
Hasil survei pun menunjukkan, menurut CEO lembaga itu Catherine Collinson, adanya peluang besar bagi pengusaha untuk meningkatkan dukungan terhadap pekerja senior yang menjelang pensiun disamping para pegawai lainnya.

Apalagi data dari Bureau of Labor Statistic menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen pekerja berusia antara 65-74 tahun diharapkan tetap aktif bekerja pada tahun 2026 mendatang.

Jadi bersiaplah untuk menyusun dan merealisasikan rencana yang tepat dengan atasan, bila memang ingin karir berlanjut sampai masa pensiun serta terus berlanjut sesudahnya.

Mundur bertahap dari perusahaan
Fleksibilitas adalah kunci bagi majikan dan pekerja saat membicarakan rencana pengunduran diri secara bertahap atau pensiun.

Sekitar 40 persen majikan yang mengikuti survey Transamerica menyatakan bahwa mereka menawarkan jadwal dan pengaturan kerja yang lebih fleksibel bagi para pekerja yang dipersiapkan untuk berhenti/pensiun, sementara 3 dari 10 perusahaan mengijinkan para pegawai tersebut untuk mengubah status dari pekerja penuh ke pekerja paruh waktu.

21 persen yang lainnya membolehkan pegawai untuk beralih ke pekerjaan yang dirasa lebih ringan untuk dijalani. Pegawai senior pun dapat menjadi trainer  dan mentor bagi para pegawai yang lebih muda seperti yang dilakukan oleh 23 persen perusahaan.

Waktu yang dibutuhkan untuk membangun jalan menjemput masa pensiun dengan mulus bisa bertahun-tahun sehingga disarankan para pegawai harus berusaha membicarakan masalah ini dengan perusahaan mereka jauh-jauh hari.

Bagi pegawai yang berharap dapat terus berkiprah di perusahaan lama seyogyanya mempertimbangkan berbagai manfaat yang bisa didapat dari langkah tersebut, misalnya masalah asuransi.

"Jika pensiun sudah dekat, pastikan asuransi jangka panjang, asuransi untuk cacat tubuh terkait pekerjaan, dan asuransi jiwa masih berlaku."Saran Dan Herron, CPA dan ketua Elemental Wealth Advisors (San Luis Obispo, California).

Perusahaan bisa memberikan bantuan subsidi pada pembayaran premi asuransi, bahkan tanpa atau dengan persyaratan medis minimal,"Kondisi sedemikian bisa sangat mahal kalau harus diusahakan sendiri tapi dengan bantuan kebijakan dari perusahaan yang sudah terjamin, setidaknya biaya akan lebih mahal namun anda tidak perlu lagi menjalani skrining medis." Papar Dan.

Siapkan jalan menuju pensiun 
Jika ingin memasuki pensiun dengan lebih tenang, maka mulailah menyiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari. Termasuk berbincang dengan rekan-rekan kerja yang telah melakukannya dengan cukup baik, minta masukan mereka tentang MPP.

Lalu pastikan meningkatkan ketrampilan/keahlian kerja anda dengan memanfaatkan berbagai program pelatihan kerja yang tersedia di perusahaan, termasuk untuk melanjut ke jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi.

Berinvestasilah secara edukatif dan profesional pada diri sendiri sehingga atasan akan lebih terpacu untuk memberi jadwal kerja yang lebih ringan atau mengijinkan anda menjadi mentor di perusahaan. Be a superstar!

Saat mendiskusikan rencana pensiun, ajukanlah proposal yang jelas terkait seperti apa MPP yang Anda inginkan dan pikirkan apa saja yang bisa dinegosiasikan dari gambaran tersebut.

Misalnya, bila ingin beralih dari kerja penuh ke paruh waktu, maka harus jelas apakah itu dari 40 jam ke 20 jam seminggu atau dari 5 hari kerja ke 2 hari saja dan seperti apa kompensasi yang diharapkan.

Bagi yang berharap hidup tenang atau memutuskan untuk membuka usaha mandiri setelah pensiun, persiapan jauh-jauh hari sama pentingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun