Langkah pertama untuk ini bisa dengan menggunakan frase seperti, "Saya tidak merasa dihargai ketika ..." atau "Ini membuat saya merasa tidak dihargai ..." bukannya pernyataan seperti "Anda tidak memperlakukan saya dengan baik." Cara ini membuat mereka mendapat kesempatan untuk melihat permasalahan dari sudut pandang anda.
Tertawakan Diri Sendiri, Sertakan Orang Lain Juga
Kekuatan tawa untuk mengubah suasana hati bisa sangat besar. Ketika berada di tengah-tengah kemarahan, semuanya tampak sangat serius sampai-sampai anda melakukan tindakan yang tidak proporsional. Minuman yang tumpah di lantai atau pintu yang tidak terkunci menjadi alasan untuk berkelahi.
Jika dapat menemukan cara untuk menertawakan situasi tersebut, anda juga akan menemukan kunci untuk menonaktifkan bom waktu amarah.
Posisikan Diri Di Posisi Orang Lain
Empati adalah kunci untuk hubungan yang sukses baik itu dengan pasangan, bos, karyawan, atau mertua anda. Kita selalu berusaha membujuk orang lain untuk berpikiran sama dan biasanya berakhir dengan kegagalan. Pemahaman bahwa setiap orang memiliki harapan, impian, ketakutan, dan ketidaksempurnaan masing-masing akan membantu menumbuhkan kasih sayang pada orang lain.
Menurut penelitian psikologi, mengembangkan empati akan mengarah pada penurunan agresi dan pengembangan hubungan yang lebih baik.
Rawatlah Diri Sendiri
Kemarahan sering dikaitkan dengan masalah kesehatan kronis, baik sebagai penyebab maupun sebagai gejala. Jika anda makan dengan baik, berolahraga, tidur cukup, dan meluangkan waktu untuk merawat diri, maka anda tidak akan gampang marah. Pemahaman bahwa kemarahan akan berdampak pada kesehatan fisik membuat anda lebih fokus saat mengatasinya.
Sebuah studi tahun 2019 dari jurnal Psychology and Aging menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia, kemarahan secara langsung terkait dengan kasus peradangan dan penyakit kronis yang lebih tinggi. Jadi jika tidak diatasi sekarang, tubuh akan membayar harganya nanti.
Amati Dinamika EmosiÂ
Melacak apa yang membuat anda marah akan sangat membantu. Ketika gelombang kemarahan dirasa akan mengambil alih kendali, tahan diri sejenak dan perhatikan diri anda.Â
Bayangkan tengah berada di depan kamera dan tindakan anda didokumentasikan. Apa yang mengganggumu? Bagaimana anda menanganinya? Atau coba catat perasaan Anda dalam jurnal.
Satu hal yang harus diingat bahwa semua teknik di atas dilakukan untuk mengelola amarah agak tak berakhir destruktif, namun bukan sulap untuk membuatnya hilang tak berbekas seketika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H