Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

6 Sinyal Anda tengah Dimanipulasi Agresor

14 Oktober 2019   13:09 Diperbarui: 15 Oktober 2019   00:13 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hubungan yang sehat memungkinkan kita untuk tampil apa adanya (doc. GirlsAskGuys/ed.Wahyuni)

Pernah merasakan kehadiran seseorang tertentu yang memicu rasa frustrasi setiap kali anda terpaksa menyerah untuk menuruti keinginannya? 

Anda bilang 'ya', padahal sebenarnya ingin bilang 'tidak'? Saat berinteraksi dengan orang tersebut, anda merasa bersalah? Bertanggungjawab? Dieksploitasi atau malah bingung?

Diane Dreher, PhD., seorang instruktur psikologi positif,memaparkan bahwa fenomena di atas menunjukkan bahwa ada seorang musuh dalam selimut yang diam-diam menggerogoti kebahagiaan hidup anda.

Sosok oportunis yang tanpa segan-segan memanipulasi orang lain demi kepentingannya sendiri itu dalam istilah psikologi dinamakan covert aggressor (CA). 

Selanjutnya Diane dalam tulisannya untuk Psychology Today memaparkan bahwa menurut psikolog George Simon (2010), CA memanfaatkan kondisi emosional kita dengan cara-cara licik untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.

Mereka muncul dalam berbagai sosok dari mulai drama queens/kings, artis gadungan, orang narsis, korban abadi, dan orang yang mengalirkan rasa frustasi mereka pada kita, menggunakan kepedulian kita sebagai tong sampah emosional mereka (Dreher, 2012,2015).

Simon (2010) telah mengindentifikasi 6 taktik yang biasa digunakan oleh para CA, apakah ada yang mirip dengan situasi hubungan yang tengah anda jalani?

Rayuan

Menggunakan pesona, sanjungan, dan ungkapan dukungan untuk melemahkan pertahanan dan mendapatkan kepercayaan kita. Mereka memanfaatkan keinginan kita untuk diterima, dihargai dan dibutuhkan.

Membuat kita merasa bersalah

Salah satu senjata favorit agresor, memanipulasi kita dengan memohon empati lalu meluluhkan hati nurani sehingga kita ragu, cemas, dan akhirnya menuruti keinginannya.

Penyangkalan

Menolak untuk mengakui bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang berbahaya atau menyakitkan ketika mereka jelas melakukannya. Ini bisa membuat kita tersudut, merasa bersalah dan meragukan diri sendiri.

Bersikap seolah dirinya adalah korban 

Mengklaim diri sebagai korban keadaan atau perilaku orang lain untuk mendapatkan simpati kita dan mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Berbohong 

Dia dengan sengaja menyangkal atau mengaburkan kebenaran dengan kebohongan langsung, kelalaian halus, distorsi, atau sengaj mengaburkan masalah sehingga kita bingung dan kehilangan arah.

Mempermalukan

Menggunakan sarkasme dan penghinaan halus untuk meningkatkan rasa takut dan keraguan diri kita sehingga membuat kita merasa tidak mampu, tidak layak, dan cenderung manut saja pada arahan mereka.

Menarik empati, altruisme, dan keinginan kita untuk membantu, CA membuat kita lengah. Mereka memangsa rasa tidak aman kita, membuat kita reaktif secara emosional, bingung, dan defensif.

Bagaimana kita bisa menghindari perangkap CA?

Simon (2010) mengatakan langkah pertama adalah menyadari taktik agresif umum mereka yang tersembunyi. Bukunya 'In Sheep's Clothing: Understanding and Dealing with Manipulative People' menyibak beragam taktik tersebut dan menunjukkan cara mengenalinya.

Simon juga merekomendasikan untuk mengembangkan kesadaran diri yang lebih besar dan mengubah cara merespons para CA, tak peduli apakah dia berasal dari lingkungan keluarga atau teman lama. 

Jika rasa aman mulai lenyap dalam diri, saatnya mencari terapis untuk membimbing anda melalui proses ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun