Dekade yang tengah berjalan ini tergolong tidak mudah bagi sebagian besar agensi dan perusahaan media. Setelah mengais jalan keluar dari resesi, mereka harus berhadapan dengan anggaran yang lebih kecil, biaya lebih rendah, lebih banyak kompetisi, dan percepatan produksi internal (in-housing).
Terlepas dari segala topan badai di atas, beberapa agensi unggulan dan pemimpin baru yang mampu beradaptasi lebih baik dalam ekosistem transformasi pun muncul ke permukaan (Forbes,6 Oktober 2019). Berikut ini adalah 10 di antaranya yang separuh dari mereka belum ada satu dekade lalu.
Wieden & Kennedy
Tagline  ikonik inspirasional 'Just Do It' diciptakan agensi ini untuk kampanye televisi besar pertama perusahaan Nike pada tahun 1987. Selanjutnya ada banyak iklan menyentuh hasil karya mereka tersebar di media. Dua di antaranya tergolong spektakuler, yaitu iklan yang menampilkan sosok bocah lelaki sangat gemuk yang berlari sepanjang jalan berdebu selama Olimpiade 2012 berlangsung dan iklan yang memunculkan Collin Kaepernick berjudul 'Dream Crazy' yang sukses menyabet piala Emmy.
Droga5
Tahun ini perusahaan Accenture menggandeng Droga5 untuk menangani iklan mereka. Salah satu iklan terkenal agensi ini dibuat untuk produk Under Armour yang menampilkan penari Misty Copeland. Tayangan itu ,yang sampai sekarang masih memunculkan pesan bahwa dua kebudayaan dapat melebur jadi satu tanpa memadamkan energi di dalamnya, membuat agensi ini menonjol di kalangan periklanan.
Work & Co
Perusahaan teknologi dan desain ini fokus pada layanan dan pembuatan produk digital. Semua penghasilan mereka diperoleh dari produk-produk yang dihasilkan, bukan dari pembuatan iklan digital. Produk yang mereka tawarkan bervariasi dari aplikasi mobile dan platform e-commerce untuk penjualan ritel sampai ke kios-kios digital.
Apple In-House Agency
Sementara tren paling populer dekade ini adalah mengadopsi konsep agensi in-house oleh pengiklan; tim kreatif Apple dengan dua sutradara kreatif terbaik di Madison Avenue, Tor Myhren dan Nick Law, mampu menciptakannya sendiri dengan kualitas setara biro iklan papan atas.
360i
Saat listrik padam di tengah-tengah penyelenggaraan Super Bowl XLVII, 360i melayangkan cuitan untuk klien mereka Oreo yang berbunyi 'You can still dunk in the dark'. Cuitan itu sukses menarik perhatian jutaan pemilik akun Twitter dan, tepat pada saat itu, medsos mulai berbinar. Agensi ini juga berinovasi dengan mempelopori teknologi suara untuk HBO melalui game 'Westworld : The Maze'.
Alma
Berbagai agensi multikultural dianggap sebagai wadah yang tepat untuk menampung berbagai aktifitas lintas budaya selama bertahun-tahun, namun belakangan dinilai menjadi terlalu 'biasa-biasa' saja setelah AS berkembang menjadi negara yang sangat memperhitungkan mayoritas-minoritas di kalangan warganya. Alma membuat terobosan untuk menemukan lebih banyak titik temu dengan pasaran umum dan kiprahnya ini membuat Alma menjadi agensi multikultural yang dianugerahi piala Cannes selama 4 tahun berturut-turut.
McCann
Transformasi kreatif agensi ini telah menghasilkan patung Fearless Girl di Wall Street yang sangat viral. Patung itu menjadi semacam ikon instan, sebuah simbol tentang pemberdayaan dan kesetaraan gender bagi para perempuan muda.
Goodby Silverstein & Partners
Pada penyelenggaraan pameran di St. Petersburg Dal Museum, agensi ini menggunakan algoritma kecerdasan buatan dan perangkat lunak Deepfakes untuk menghadirkan kembali Salvador Dal, pelukis surealis legendaris asal Spanyol yang wafat pada tahun 1989. Mereka mengiklankan Doritos secara tertutup pada Gen Z dengan kampanye tanpa logo atau merek, hanya menampilkan gambaran segitiga seperti bentuk potongan camilan itu.
Giant Spoon
Mereka membuat iklan untuk GE yang ditampilkan di New York Times Magazine berupa cerita-cerita audio yang dapat diunduh atau dikopi, dan nantinya terhubung dengan gambar-gambar yang bergerak, di majalah tersebut. Mereka memasangkan dua medium tradisional secara bersama-sama untuk membangun pengalaman tiga dimensi yang mengelilingi panca indera pengaksesnya.
Influencers
Zona influencer  yang semula hanya diisi oleh para blogger agak terkenal yang ingin mendapat penghasilan tambahan, kini telah menjadi saluran pemasaran yang bonafid. Sekarang 80 persen dari pemilik merek dagang menyatakan bahwa mereka menyediakan porsi anggaran yang cukup untuk para influencer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H