Dia hanya butuh empat tahun untuk meraih gelar Doktor Teknik dalam Geografi Terapan dan menjadi orang Uyghur pertama yang mendapatkan gelar PhD dalam geografi di Xinjiang tahun 1992.
Penahanan Tiyip mengagetkan banyak rekannya, menurut seorang ilmuwan sosial Uyghur yang mengenal Tiyip dan meminta untuk tidak disebutkan identitasnya, karena dia adalah seorang pejabat di Partai Komunis Tiongkok dan 'orang merah' yang dikenal dengan cermat mengikuti aturan partai (Science Mag, 10 Oktober 2019).
Setelah meraih gelar doktor di Jepang Tiyip kembali ke almamaternya untuk mengajar sekaligus mempelajari desertifikasi dan salinisasi tanah menggunakan teknologi penginderaan jauh.Â
Karyanya pada ekologi ekosistem kering membuatnya mendapat gelar kehormatan dari cole Pratique des Hautes tudes,Sorbonne (Paris) tahun 2008. Pada 2010, ia adalah presiden universitas serta wakil sekretaris partai komunis di almamaternya itu.
"Itu tidak masuk akal "kata Gary Langham, direktur eksekutif American Association of Geographers (AAG), yang pekan lalu mengirim surat kepada presiden Tiongkok Xi Jinping yang memintanya untuk menghentikan eksekusi dan melepaskan Tiyip kecuali ada bukti dia melakukan kejahatan aktual.Â
Surat itu ditandatangani oleh lebih dari 1.300 peneliti dari 50 negara. AAG mengambil tindakan setelah Amnesti International memperingatkan bahwa eksekusi Tiyip akan segera dilakukan.
Tindakan represif Cina terhadap minoritas yang sebagian besar Muslim di provinsi Xinjiang, China barat jauh, yang mencakup orang-orang Uyghur yang berbahasa Turki, Kazakh, dan Kirgistan, telah menewaskan 1 juta orang. Tapi Tiyip adalah salah satu korbannya yang paling terkenal.
Organisasi ilmiah di luar China berusaha membantu Tiyip dan para peneliti terkenal internasional lainnya yang telah menghilang. Tetapi banyak yang memilih bergerak dengan hati-hati karena khawatir akan memperburuk keadaan. Tidak jelas apakah dalam iklim politik China saat ini, dukungan sedemikian dari luar negeri bisa merubah keadaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI