Secangkir teh panas cocok untuk berbagai waktu dalam rutinitas kehidupan. Pagi hari dengan beberapa potong pisang atau ubi goreng, tengah hari selepas makan siang, dan sore hari dengan sepotong kue bolu ... sebenarnya teh bisa berteman dengan hidangan apa saja, berat ataupun ringan tak masalah.
Ada banyak jenis yang bisa dipilih dari mulai varian klasik seperti teh hitam, teh aroma melati, atau teh hijau sampai genre kekinian yang memadukan teh dasar dengan campuran aneka buah, bunga, atau rempah. Setelah bergumul dengan keyboard dan bling-bling layar komputer selama berjam-jam atau seharian menjelajah hiruk-pikuk jalanan atau bertemu dengan banyak orang dengan berbagai ulahnya, teh bisa menjadi bagian dari relaksasi memulihkan stamina tanpa neko-neko.
Bahkan teh juga punya sejumlah kelebihan lain yang membuatnya layak untuk dijadikan teman setia. Empat peneliti dari National University of Singapore (NUS), University of Cambridge, dan University of Essex belum lama berselang telah mempublikasikan temuan mereka bahwa mengkonsumsi teh secara teratur dapat mengurangi kerusakan mental di usia tua (Business Insider, 13 September 2019).
Dr Feng Lei, asisten ptofesor di NUS sekaligus salah seorang penulis paper, sebelumnya menemukan bahwa konsumsi teh setiap hari dapat memangkas separuh resiko penurunan kognitif di kalangan orang lanjut usia. Hal itu, menurut Feng, merupakan 'bukti positif pertama kontribusi minum teh pada struktur otak'.
Para peneliti merekrut 36 partisipan berusia 60 tahun ke atas dengan level pendidikan setara untuk studi mereka. 15 orang di antara mereka minum teh hijau, teh oolong, atau teh hitam sedikitnya empat kali seminggu selama 25 tahun terakhir; sementara 21 orang lainnya jarang atau bahkan tidak pernah minum teh.
Selanjutnya kondisi kesehatan, gaya hidup, dan psikologis para partisipan diamati pada tahun 2015 dan 2018. Analisa hasil tes neuropsikologikal dan scan MRI menunjukkan bahwa mereka yang minum teh secara teratur memiliki wilayah otak yang lebih teratur dibanding yang tidak minum teh.
Mereka yang minum teh memiliki wilayah-wilayah otak terhubung satu sama lain yang lebih baik dan hal itu membuat penuaan otak berjalan lebih lambat. Jaringan kerja otak, biasanya dihubungkan dengan penuaan dan penyakit mental, juga diuntungkan dengan adanya konektifitas fungsional yang lebih kuat itu.
Selain itu, otak peminum teh juga memiliki lebih banyak koneksi simetris antar belahan otak, dan lebih menyerupai otak orang paruh baya daripada lansia. Para ilmuwan, dalam laporan penelitian, menyatakan bahwa berbagai manfaat anti penuaan teh berasal dari kandungan catechin-nya yang merupakan aktioksidan alami dengan kemampuan meningkatkan fungsi-fungsi daya ingat dan pemikiran.
Mereka menambahkan bahwa hasil riset tersebut menunjukkan bahwa minum teh dapat menjadi pilihan gaya hidup sederhana yang memberikan manfaat besar bagi kesehatan otak.
Ayo, jerang air dan bersiaplah menyeduh secangkir teh kesukaan ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H