Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AS dan Taliban Mencapai Kesepakatan 'Prinsipil' Atas Afghanistan

4 September 2019   05:17 Diperbarui: 4 September 2019   05:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Utusan khusus Presiden Donald Trump untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, mengatakan Senin (2/9) lalu bahwa 'pada prinsipnya' AS dan Taliban telah mencapai kesepakatan yang tinggal menunggu persetujuan akhir dari presiden (CNN, 2 September 2019).

Selanjutnya, menurut Zalmay yang disampaikan pada TOLOnews Afghanistan, rancangan perjanjian itu salah satunya berisi kesediaan AS untuk menarik pasukannya dari lima pangkalan militer di Afghanistan dalam jangka waktu 135 hari selama Taliban memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian.

Jika kesepakatan betul-betul dilaksanakan, maka penarikan pasukan tersebut bisa menandai awal dari berakhirnya perang Amerika yang berlangsung selama hampir 18 tahun. Perang yang dipicu oleh serangan teroris pada 11 September 2001 telah menelan biaya miliaran dolar dari pemasukan pajak dan merenggut nyawa lebih dari 2,300 warga AS.

Penarikan bertahap dari hampir 14,000 tentara AS itu sekaligus bisa memenuhi tujuan jangka panjang sekaligus menjadi materi kampanye yang sangat efektif bagi Trump di masa-masa intens kampanye jelang Pemilu AS 2020 mendatang.

Zalmay juga mengatakan pada TOLOnews bahwa perjanjian dengan Taliban terdiri atas perjanjian utama dan dokumen kedua yang membahas perincian terkait berbagai elemen perjanjian. Sejak menjadi utusan khusus, dia telah melakukan sembilan kali pembicaraan dengan Taliban yang berfokus pada empat masalah utama; yaitu penarikan pasukan AS, jaminan kontraterorisme, perundingan gencatan senjata dan negosiasi intra-Afghanistan.

AS tidak akan menerima kembalinya sistem pemerintahan Islam garis keras Taliban , dan mengatakan pemerintahan Trump menginginkan pemerintahan di negeri itu dibentuk setelah pembicaraan damai antar-Afghanistan yang akan disepakati oleh semua warga Afghanistan.

Namun para pejabat intelijen senior berulang kali memperingatkan bahwa negara itu masih rapuh dan, seperti saat Taliban memberikan perlindungan kepada Al Qaeda menjelang serangan 11 September 2001, sekali lagi bisa menjadi surga teroris

Presiden Afghanistan saat ini, Ashraf Ghani, bersikap skeptis terhadap rangkaian pembicaraan antara Zalmay dan Taliban karena pihak terakhir ini secara jelas menyatakan bahwa mereka baru akan menegosiasikan gencatan senjata dan penyelesaian politik dengan pemerintah serta kekuatan politik lainnya setelah seluruh pasukan AS ditarik mundur dari Afghanistan.

Berselang hanya beberapa jam setelah wawancara dengan Zalmay ditayangkan,  sebuah bom mobil yang diarahkan ke sebuah kantor polisi di Kabul di wilayah berpenjagaan ketat yang berdekatan dengan kompleks kantor pusat kedutaan asing serta organisasi internasional lainnya. Jurubicara Kementerian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi, menyatakan pada CNN bahwa sedikitnya lima orang tewas dan 50 lainnya cedera dalam insiden tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun