Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

1441 Hijriah, Saatnya Kembali Menata Benteng Moral Keluarga

31 Agustus 2019   21:29 Diperbarui: 31 Agustus 2019   21:33 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga diri dan keluarga adalah prioritas utama kehidupan (doc.123RF, Dreamstime/ed.Wahyuni)

Pengajaran yang menjadi fondasi dari pelaksanaan instruksiNya 'jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ...'. Neraka di sini punya makna penderitaan duniawi dan kesengsaraan akhirat yang bakal dialami oleh diri serta keluarga bila tidak serius menata langkah dalam koridor yang telah ditetapkanNya.

Ada enam nasehat utama yang diberikan Luqman pada anaknya sebagaimana tertera dalam QS Luqman, yaitu jangan mempersekutukan Allah (menyembah harta dengan menghalalkan segala cara untuk meraihnya dan  mengkultuskan individu secara membabibuta adalah sebagian kecil contoh hal yang dilarang, -pen.), menyayangi dan berbakti kepada orangtua, dan Allah itu Maha Mengetahui keadaan hambaNya (sembunyi-sembunyi main game porno atau mencuri untuk membeli benda yang diingini, meski tak ada orang lain tahu, tetap akan masuk pantauan cctv Illahi yang tak pernah tidur atau lalai,  -pen.).

Nasehat keempat sangat spesifik, yaitu dirikan sholat, bersabar, dan sesuai kapasitas kemampuan berupaya menganjurkan pada kebaikan dan mencegah hal-hal yang dilarangNya. 

Implementasi dan kajian manfaat jasmani-rohani jangka pendek-panjang bisa diperoleh dengan mudah dengan mendatangi pengajian serta banyak membaca buku-buku berkualitas yang direkomendasikan untuk bahasan tersebut.

Nasehat kelima dan keenam, jangan sombong dan bersikap pertengahan (maksudnya tidak berlebih-lebihan dalam menyikapi berbagai hal, -pen.), mengacu pada konsep perilaku dalam interaksi antar manusia yang kemudian akan terhubung pada ajaranNya untuk ikhlas dalam berbuat kebajikan dengan pamrih hanya pada ridhoNya. 

Hal itu akan membuat otak dan emosi kita terus diasah membangun kecerdasan yang berimbang. Sesuatu yang nantinya akan mendatangkan kebahagiaan sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun