Roopkund Lake yang lebih terkenal dengan 'Skeleton Lake' (danau kerangka manusia) terletak di ketinggian 16,400 kaki di atas permukaan laut di gunung Himalaya (India), ditemukan kembali oleh seorang jagawana setempat pada tahun 1940-an.
Sebuah studi baru menyebutkan bahwa danau es yang menggenang di salah satu bagian gunung tertinggi dunia itu selama lebih dari 1000 tahun merupakan tempat terjadinya ratusan kematian yang tidak jelas apa penyebabnya (Vice, 20 Agustus 2019).
Sebutan 'Skeleton Lake' mengacu pada begitu banyaknya tulang belulang manusia yang berserakan di sekitar danau dangkal tersebut. Sebuah fenomena yang membingungkan, namun satu hal sudah pasti bahwa danau itu sudah sangat dikenal oleh para penjelajah jaman dahulu, yang banyak di antaranya tidak bisa meninggalkan Roopkund Lake hidup-hidup.
Belum diketahui apa yang menyebabkan begitu banyak orang tewas di lokasi terpencil itu. Teori yang paling menonjol sampai saat ini menyatakan bahwa semua korban tewas bersamaan akibat sapuan badai hujan es dashyat yang terjadi sekitar tahun 800M dan itu menjelaskan berbagai cedera patah tulang akibat tekanan kuat yang ditemukan pada tulang belulang tersebut.
Namun berbagai bukti baru memperkuat dugaan bahwa orang-orang tersebut bertemu takdir kematian mereka pada berbagai peristiwa berbeda di danau itu dari abad ke abad.
Sebuah studi terbaru dipublikasikan minggu lalu di Nature Communications. Tim peneliti yang dipimpin oleh Eadaoin Harney, kandidat PhD jurusan biologi evolusioner di Harvard University, telah menganalisa ektrak DNA dari 38 belulang. Mereka menemukan bahwa banyak populasi berbeda yang mengalami kematikan di danau itu, termasuk satu yang terjadi di awal abad 19.
'Kami menemukan bahwa tulang belulang di Roopkund milik tiga kelompok yang secara genetik berbeda dan tersimpan di sana akibat berbagai peristiwa di waktu yang berbeda 1,000 tahun satu sama lain."Tim peneliti memaparkan,"Jadi dugaan awal bahwa tumpukan kerangka di Roopkund Lake akibat terjadinya satu peristiwa bencana alam sudah terpatahkan."
Kelompok pendatang pertama yang diidentifikasi oleh para peneliti, dinamai Roopkund A, terdiri atas 23 lelaki dan perempuan yang berasal dari berbagai kawasan Asia Selatan kuno.Â
Populasi ini diketahui telah punah pada sekitar 1,200 tahun lalu, namun pemindaian radiokarbon menunjukkan bahwa kematian mereka bukan disebabkan oleh satu sapuan badai besar seperti diperkirakan semula. Waktu kematian antar individu bervariasi dari kisaran 675-769M sampai 894-985M.
Kelompok Roopkund B yang meninggal sekitar tahun 1800-an, terdiri atas 14 lelaki dan perempuan keturunan Mediterania Timur yang secara genetik sangat mirip dengan ras Crete yang masih ada saat ini dan merupakan populasi terbesar di Yunani. Sementara Roopkund C hanya terdiri atas belulang seorang pria keturunan Asia timur yang meninggal bersamaan waktunya dengan Roopkund B.
Di kalangan masyarakat India sendiri ada sebuah teori yang berkembang tahun 1950-an yang menyebutkan bahwa tulang belulang manusia itu berasal dari pasukan jendral Zorawar Singh Kahluria yang melarikan diri. Sang jendral sendiri tewas dalam upaya invasi ke Tibet tahun 1841 itu.Â