Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mark Zuckerberg dan Integrasi Medsosnya, Berbahayakah?

11 Agustus 2019   20:46 Diperbarui: 11 Agustus 2019   21:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah CEO Facebook Mark Zuckerberg membeli perusahaan aplikasi medsos Instagram (2012) dan WhatsApp (2014), kini dia tengah membangun sebuah sistem yang akan mengintegrasikan pelayanan tiga jaringan medsos Facebook-Instagram-WhatsApp dengan tetap memberi keleluasaan pada pengguna untuk memakai ketiga aplikasi tersebut secara terpisah.

Sistem tersebut direncanakan sudah siap akhir tahun ini atau awal tahun 2020 dan, menurut cnbc.com (9 Agustus 2019), nantinya ketiga aplikasi medsos yang berbeda  platform  akan dikendalikan oleh sistem infrastruktur yang sama. Itu berarti Mark akan memegang kendali atas data lebih dari 2,7 milyar pengguna jaringan medsos di seluruh dunia.

Kemungkinan di atas, dalam pandangan Profesor Scott Galloway dari New York University Stern School of Business, akan sangat mengerikan bila terjadi. 

Dia menilai bahwa Mark tengah mencoba mengenkripsi informasi penting dari milyaran pengguna aplikasi medsos yang dikuasai oleh manajemen Facebook. Tujuan utamanya, menurut Scott, adalah membangun dan memiliki sendiri jaringan komunikasi tunggal yang melibatkan milyaran orang.

Hal itu bila dibiarkan bisa sangat berbahaya, apalagi Mark belum memperlihatkan kemampuannya untuk menjamin bahwa sistem integrasi tersebut tidak akan disalahgunakan secara berulang oleh mereka yang beritikad buruk.

Saat ini raksasa jejaring sosial sudah harus berhadapan dengan berbagai kelompok, seperti para propagandis Rusia, yang memanfaatkan  platform  medsos untuk menyebarkan informasi yang salah dan menebar bibit-bibit perselisihan.

Selain itu monopoli individu atas enkripsi banyak orang juga, Scott menambahkan dalam wawancaranya dengan Bloomberg, berpotensi menghambat proses demokrasi yang sehat karena keberagaman suara dan perspektif masyarakat akan hilang oleh tekanan kepentingan pengendali jaringan komunikasi tersebut. Semua opini akan digiring sedemikian rupa untuk mendukung agenda/kebijakan pihak yang memonopoli.

Namun Mark mungkin punya agenda lain yang membuatnya sangat fokus membangun sistem integrasi antar ketiga aplikasi medsosnya. 

Pada akhir Juli lalu, US Department of Justice (DOJ) menggelar peninjauan kondisi usaha untuk menjamin adanya kompetisi bisnis yang sehat (antitrust review) pada sejumlah perusahaan teknologi terbesar di Amerika Serikat (AS). 

Tanpa menyebutkan nama perusahaan dimaksud, menurut Wall Street Journal, DOJ melakukan peninjauan tersebut didasarkan adanya 'ancaman-ancaman baru Washington' yang  berasal dari Facebook, Google, Amazon, dan Apple.

Mark, lewat upaya merger jaringan komunikasinya, seolah memperingatkan pemerintah AS bahwa bila mereka mencoba untuk menghancurkan Facebook, maka mereka harus mengambil resiko membunuh keseluruhan jejaring sosial dan kehilangan keuntungan ekonomi di dalamnya. Hal itu berpotensi menumpulkan daya saing mereka terhadap aplikasi medsos WeChat dan TikTok buatan China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun