Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Terbunuhnya Seekor Paus Biru

18 Juli 2018   09:46 Diperbarui: 18 Juli 2018   09:50 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baru-baru ini Islandia, negara dengan penduduk terjarang di Eropa yang berjarak hampir 1000 km dari Norwegia, menggegerkan kalangan lingkungan hidup internasional karena beredarnya sebuah foto penangkapan seekor ikan paus biru ( balaenoptera musculus ) yang konon dilakukan oleh salah satu perusahaan perikanannya. 

Paus biru yang hingga saat ini dinobatkan sebagai mamalia laut terbesar di dunia, dengan panjang bisa mencapai 23-27 meter dan berat antara 150-170 ton bahkan bisa lebih, termasuk hewan yang diharamkan untuk dibunuh berdasarkan sebuah moratorium antar negara yang diprakarsai oleh The International Whaling Comission pada tahun 1986, Islandia termasuk negara yang menandatangani kesepakatan tersebut. Pelanggaran kesepakatan akan berujung pada sanksi legal yang berat.

Di masa silam sebelum perburuan ikan paus menjadi tren, populasi paus biru diperkirakan mencapai 150,000 -- 200,000 ekor yang tersebar di berbagai samudra besar di planet Bumi ini. Namun sejak tahun 1960-an seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri akan daging, minyak hasil olahan, dan bagian-bagian lain tubuh ikan paus; ditunjang pula oleh kian canggihnya teknologi penangkapan ikan modern konon saat ini hanya tersisa 1500 -- 2000 ekor saja.

Perburuan besar-besaran yang dilakukan oleh manusia takkan mampu dilawan oleh kemampuan reproduksi spesies paus biru yang betinanya hanya melahirkan anak dua tahun sekali itu. 

Padahal ada banyak hal menarik untuk dipelajari dari mamalia laut yang berkomunikasi dengan sinyal suara yang mampu mencapai frekuensi lebih dari 188 desibel, bahkan lebih tinggi dari frekuensi pesawat jet tempur, tersebut. Seperti pola 'diet' yang konsisten dilakoninya seumur hidup, paus biru hanya makan sejenis hewan laut kecil mirip udang yang disebut krill (Euphausiids) atau Copepods yang ukuran maupun bentuknya mirip. Seekor paus biru dewasa mampu melahap 36,000 kg krill setiap hari.

Selain itu, meski berukuran raksasa, paus biru ternyata bukan makhluk lamban. Saat santai berenang bareng pasangan atau kelompok kecilnya, dia pasang kecepatan 8 km/jam tapi pas tergesa-gesa paus biru mampu berenang sampai kecepatan lebih dari 30 km/jam. Urusan kecepatan ini pula yang kadang membuat paus biru cedera bahkan mati karena bertabrakan dengan kapal besar.

Pasti merupakan pemandangan spektakuler yang tak terlupakan andai bisa menyaksikan langsung paus biru melakukan aktifitas kehidupan di habitat aslinya. Sebuah potensi alami yang sangat berharga untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Hal itu pula yang nampaknya mendorong para aktifis organisasi perlindungan paus sangat protektif terhadap spesies tersebut.

Sejauh ini pihak Islandia, perusahaan maupun pemerintahannya, bersikukuh bahwa yang mereka jagal adalah blasteran paus biru dengan paus sirip (Balaenoptera physalus), bukan paus biru murni. Namun banyak ahli yang berpendapat bahwa berdasarkan foto-foto yang beredar, ikan raksasa yang dibantai itu memang jenis paus biru. Wacana tentang tes DNA pun mengemuka. 

Bagaimanapun prosesnya, bila kelak terbukti bahwa yang ditangkap adalah benar ikan paus biru, maka perusahaan perikanan pelakunya harus siap menerima sanksi pencabutan ijin berburu paus dan pasaran olahan daging ikan paus di Jepang selaku konsumen terbesarnya pun terancam akan ditutup.

 

Referensi

bbc.com

whalefacts.org

whalefacts.org

onekindplanet.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun