Hubungan yang ditolak keras oleh lingkungan sosialnya itu tentu saja menjadi tambahan beban psikis yang sepertinya kian menumpuk saat kedua orangtuanya memutuskan berpisah dan sang ayah, John Houston, yang dipujanya malah menggugat Whitney untuk membayar $100 juta pada tahun 2002 melalui perusahaannya.
Banyak pecinta Whitney yang menilai film arahan Macdonald itu kurang berimbang dalam memaparkan perjalanan hidup penyanyi kesayangan mereka yang meraih 415 jenis penghargaan atas karirnya di tahun 2010 (Â termasuk 6 Grammy Awards, 2 Emmy Awards, 30 Billboard Music Awards, 22 American Awards ).
Berbagai prestasi yang diraih Whitney semasa hidupnya dianggap hanya muncul sekadarnya saja karena sang sutradara pada paruh akhir film lebih fokus pada kecenderungan Sang Diva merusak diri sendiri dengan obat-obatan dan minuman keras.
Lagu-lagu hit Whitney yang ditampilkan sepanjang film hanya bersifat ilustratif saja, tak ada pendalaman tentang proses penghayatan yang dilakukan atau bagaimana sebenarnya perasaan Whitney terhadap lagu-lagu yang dibawakannya.
"Whitney itu seorang jenius, proses kreatifnya tidak terlalu menarik untuk ditampilkan."Kilah Macdonald,"Seperti sihir yang jadi tak memukau lagi kalau dipaparkan terlalu detil dan Whitney dalam kondisi terbaiknya adalah sebentuk sihir yang murni."
Film Whitney sukses meraih penghargaan di Edinburgh International Film Festival 2018 untuk kategori Best Documentary Feature Film dan mendapat dua nominasi di Cannes Film Festival 2018 memang bakal mengharu biru para pecinta fanatiknya.
Sekaligus, menyadarkan bahwa cinta terbesar seyogianya diawali dengan belajar mencintai diri sendiri apa adanya seperti lirik  salah satu hit Whitney yang berjudul The Greatest Love of All. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H