Laut Selatan Yogyakarta memang terkenal, salah satunya, karena keterkaitan dengan sosok mitologis perempuan sakti jelita bernama Nyi Roro Kidul yang menurut legenda merupakan penguasa dimensi supranatural kawasan tersebut. Hal itu juga terlihat dari puluhan kanvas berbagai ukuran menampilkan sosok Sang Ratu di antara 106 karya pelukis yang dipamerkan pada ajang ‘Papuri ARTefak Laut Kidul’ yang berlangsung pada 16 – 25 Desember 2016 lalu di Papuri Art Gallery, jl Sukarno-Hatta, Bandung.
Basuki Bawono (67) yang merupakan penggagas pameran ini mengemukakan bahwa,"Pameran ini merupakan suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan dan diapresiasi oleh masyarakat luas,” pelukis senior yang terkenal dengan lukisan Nyi Roro Kidul-nya itu juga menambahkan,” Pameran artefak laut kidul merupakan hasil kontemplasi para perupa dari berbagai wilayah dalam menggali misteri Laut Kidul.”
Maka sah saja kalau lukisan berukuran 100 x 150 cm media acrylic berjudul ‘Ombak Selatan’ karya Edwin ‘Credo’ Makarim (21) menawarkan buah kontemplasi yang berbeda. Terlahir dalam generasi kekinian yang tak begitu intens bersentuhan dengan legenda mistis Sang Ratu, dinamika tanpa jeda Laut Kidul itu sendirilah yang menggelitik naluri eksplorasinya. Ombak yang fluktuatif menyatu membentuk jalinan gelombang yang sambung-menyambung tanpa henti dan memecah memercikkan butir-butir buih menghadirkan kembara rasa bagi anak kedua pasangan pendiri Rumah Belajar Persada, Agus Basuki Yanuar –Revita Tantri, itu.
Edwin memanfaatkan foto laut yang tengah bergejolak sebagai model bagi lukisannya,” Tapi gak semua ngikutin foto .”Tuturnya dalam wawancara via chattingFacebook Senin (26/12) lalu,”Gelap-terang (pencahayaan,-pen.) memang meniru foto, tapi warna langitnya dibuat berbeda.”
Ada banyak alat yang digunakan Edwin dalam menggoreskan warna-warna di kanvasnya dari mulai spons busa cuci piring untuk menggambarkan ombak, cotton buds untuk memunculkan buih-buih, kuas untuk menampilkan laut-langit, dan ,”Gradasi saya buat dengan menggunakan tangan .”
Lantas dia pun masih merasa perlu menambahkan sesuatu untuk memberi ‘ruh’ pada karyanya,” Ombak nya harus berasa ombak ketika sedang melukis ombak agar orang yang melihat lukisan merasakan keberadaan ombak itu,”Papar Edwin,” Untuk mendapat feelingombaknya saya menonton video gerakan ombak di YouTube.”
Butuh waktu sekitar dua minggu untuk merampungkan ‘Ombak Selatan’ yang digarapnya dengan bimbingan pelukis Chandra Maulana pemilik ‘deDada Studio and Gallery’, “Om Chandra akan memberikan arahan soal bagian mana yang harus diberi warna terang atau gelap, saya juga akan minta sarannya saat mengalami kesulitan dalam proses melukis.”
Edwin yang merasa sangat bahagia dengan kehadiran tak terduga ibu-ibu guru yang pernah membimbingnya semasa play group dan SMA itu masih akan terus melanjut proses berkaryanya. Dia ingin bisa mematung, ingin bisa diving golf,dan sebagaimana pelukis umumnya, dia ingin berpameran tunggal ….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H