[caption id="" align="alignleft" width="500" caption="Air terjun, salah satu unsur 'wajib' dalam spatherapy (Google pic)"][/caption] Mandi ternyata tak sesederhana menyiramkan segayung air ke tubuh. Ada catatan-catatan kecil beraroma historis dari masa lalu dan sedapnya keuntungan bisnis di masa kini saat prosesi membersihkan tubuh itu dikemas apik dengan label SPA. Istilah ‘spa' sekarang ini banyak dikaitkan atau malah diidentikkan dengan salon kecantikan, padahal pengertian spa sebenarnya adalah proses penyeimbangan jiwa, raga, dan sukma untuk mencapai tujuan tertentu (Susiana Hendro, 2009). Dalam prakteknya, spa merupakan sebuah budaya dalam kehidupan manusia yang mempergunakan air sebagai sarana untuk membersihkan dan membugarkan diri. Ritual mandi ini ini telah tercatat dalam sejarah peradaban Homo sapiens sejak berabad-abad silam. Spa merupakan kependekan dari solus per aqua atau sanitas per aqua dalam bahasa Latin yang artinya kurang lebih ‘mengupayakan kesehatan dengan memanfaatkan air'. Di Yunani budaya spa telah dikenal sejak 377 SM. Sementara pada abad 17, serdadu Galia di masa kejayaan Romawi memiliki tradisi menyemprotkan air ke tubuh dan berendam setiap kali selesai berperang. Mereka menggunakan pancuran air sebagai media terapi dan relaksasi. Pada abad ke-18, putra mahkota kerajaan Britania Raya yang terkena penyakit lepra berhasil disembuhkan dengan cara berendam di kolam air panas setiap hari. Sementara bangsa Eropa dalam abad 18-19 memperlakukan spa sebagai tempat rehabilitasi kesehatan yang lokasinya di pegunungan atau di sekitar air terjun. Di Indonesia sendiri budaya apa telah dikenal sejak jaman kerajaan Majapahit. Serat centhini, sebuah literatur kuno pada tahun 1872 mewartakan keberadaan tempat pemandian di kompleks kraton Majapahit dan Medang [caption id="" align="alignright" width="448" caption="Salah satu pemandian di kraton Yogya (Google pic)"]
Salah satu pemandian di kraton Yogya (Google pic)
[/caption] Kamulan yang menggunakan mata air dari dataran tinggi Dieng. Pemandian-pemandian kuno di lingkungan istana umumnya berbentuk kolam sangat luas yang dibentengi tembok-tembok batu kokoh dengan penjagaan ekstra ketat untuk menjamin privasi
raja beserta keluarganya saat melakukan ritual mandi. Mandi berendam dalam kolam dipercaya dapat menstimulir ketentraman psikis dan, tentu saja, menyehatkan tubuh. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa mandi dengan berbagai cara; seperti berendam, memakai pancuran, menggunakan metode semprot, dan sebagainya; berguna untuk memperkuat system kekebalan tubuh, melancarkan sirkulasi darah, memperbaiki kinerja kelenjar limpa, dan sistem metabolisme tubuh. Jadi bisa dipahami alasan para raja dari berbagai bangsa di masa lalu senantiasa menempatkan kolam pemandian sebagai fasilitas wajib dalam pembangunan istana-istana mereka. Selain fungsi rekreasinya, tempat pemandian juga merupakan sarana menjaga stamina tubuh dan pikiran agar selalu prima hingga mereka dapat menjalankan dengan sama baiknya fungsi sebagai penguasa negara dan fungsi sebagai suami dengan begitu banyak istri... Sementara para putri di kraton Jawa juga memanfaatkan
patirtan sebagai salah satu sarana mempercantik diri di samping serangkaian ritual minum jamu-jamuan dan olah tubuh melalui latihan tari. Tentu saja mereka juga memahami bahwa cantik tidak sekedar berhenti pada aspek jasmaniah saja. Filosofi kecantikan sejati rupasampatwahyabiantar, yang bermakna perpaduan harmonis antara kecantikan lahiriah dan kecantikan batiniah, adalah panduan mereka dalam urusan kemolekan. Kecantikan lahiriah diwakili keindahan rambut, keelokan wajah dan tubuh. Sementara kepribadian luhur serta kehalusan budi merupakan cermin kecantikan batiniah. Hal terakhir ini mereka peroleh dari proses belajar segala ilmu yang wajib dikuasai oleh kaum wanita bangsawan, meditasi di patirtan, dan berbagai tirakat yang harus mereka lakoni. Di era modern ini spa lebih diarahkan sebagai komoditas binis berinvestasi tinggi dengan menggunakan terapi air dan pemijatan sebagai media untuk mewujudkan keinginan pelanggan akan kecantikan dan kebugaran. Tentu saja tidak terbatas bagi kalangan ningrat saja, siapa pun boleh memanfaatkan pelayanan ini asal sanggup membayar ongkosnya. Yuk, rame-rame ke spa biar tambah kinclong dan pasaran naik...ha-ha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya