Ada pertanyaan besar yang tidak ditanyakan dan kalau pun ditanyakan, tidak ada yang bisa jawab. Pertanyaan itu adalah: Seberapa produktif kah perusahaan yang melakukan WFH?
Saya tidak mencoba sok tahu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun kebetulan perusahaan yang saya gawangi menyediakan software akuntansi gratis. Kami hanya menampilkan iklan kecil di setiap form yang mereka buka. Dengan demikian, saat ini kami mempunyai data penggunaan software akuntansi tersebut. Seperti yang sudah Anda ketahui bahwa software akuntansi merupakan ujung dari pencatatan aktivitas sebuah perusahaan. Apabila software akuntansi masih digunakan berarti nadi perusahaan tersebut masih berdenyut.
Sekedar disclaimer dulu, bahwa kami tidak mengetahui, mengambil, dan menyimpan data transaksi yang diisi oleh pengguna software kami. Kami hanya melacak jumlah iklan yang ditayangkan menggunakan google analytic.
Semua data yang disajikan diambil dari antara tanggal 1 Feb 2020 hingga 4 Apr 2020. Data diagregrasi per minggu. Saat tulisan ini dibuat, PSBB belum diberlakukan di DKI Jakarta.
Jumlah Pengguna
Jumlah pengguna terjadi penurunan 12% di 2 minggu terakhir. Namun angka ini masih terhitung kecil karena mempertimbangkan hampir semua bisnis sudah melakukan WFH. Dengan kata lain, masih ada 88% bisnis yang masih beroperasional.
Jumlah Transaksi
Dengan menghitung jumlah form yang dibuka, diketahui bahwa pada minggu ke-4 maret terjadi penurunan form yang dibuka hampir 30%. Namun kondisi ini sedikit membaik di minggu ke-5 maret & awal April menjadi turun 'hanya' hampir 20% dari kondisi normal. Sama seperti data di atas, kita masih beryukur karena hal ini berarti 80% bisnis masih berjalan dibandingkan kondisi normal.
Jenis Transaksi yang diisi
Empat form yang paling sering digunakan adalah Faktur penjualan, Jurnal umum, Pesanan Penjualan & Faktur Pembelian. Data ini juga merupakan hal yang menggembirakan. Itu berarti aktivitas bisnis jual-beli masih berjalan.
Per Kota
Data terakhir yang akan kita lihat adalah pengguna per kota. Bisa kita lihat bahwa 62% lebih pengguna berdomisili di Jabodetabek.
Dari grafik pergerakan per minggunya juga terlihat pengguna dari DKI Jakarta yang penurunannya paling banyak. Hal ini bisa dipahami karena selain merupakan pengguna paling banyak (43%), DKI Jakarta juga menjadi epicenter dari penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Kesimpulan
Apa yang bisa kita simpulkan dari data-data di atas? Kita tidak tahu persis apa efek Covid-19 terhadap volume bisnis secara langsung. Namun dari angka-angka di atas bisa kita simpulkan memang betul terdapat penurunan produktivitas bisnis secara umum yaitu sebesar kurang lebih 80%. Saya pribadi cukup terkejut (secara positif) dengan angka ini. Saya sudah membayangkan angka-angka yang lebih buruk dari ini.Â
Angka-angka di atas ini mungkin akan berubah seiring dengan perjalanan waktu. Kita hanya bisa berdoa & berharap yang terbaik.
Semoga pandemi Covid-19 segera berlalu dari Indonesia dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H