Seharusnya, aku bernyanyi
Seharusnya  kudatangi satu persatu tanaman di kebunku seperti yang biasa ku lakukan di setiap pagi dimusim  semi
Seharusnya kuhirup dalam dalam  udara tempatku berpijak dengan rasa syukur
Tapi yang ada di kepalaku hanya  ada deretan  nama nama yang  pergi
Dan berita tak berujung mengenai ketakutan dan bencana
Ada apa dengan hatiku pagi ini ?
——————-
Décés de Christophe le chanteur de ´des mots bleus’ ,  Penyanyi lagu ´des mots bleus ´ Christophe meninggal.  Berita pagi ini begitu meremas hatiku. Mungkin seharusnya tidak kutempatkan perasaanku sampai begitunya. Aku tidak mengenalnya secara pribadi kecuali beberapa lagunya yg telah kedengar , dimasa sekolahku dulu.  Tapi sepertinya , berita jelek seolah datang tak ada habisnya, karena pendemi virus corona ini.
sudah sebulan lebih pemerintah perancis menerapkan politik lock down buat warganya. Semua sekolah, pusat perbelanjaan , dan kegiatan business lainnya tutup. Larangan keluar rumah, kecuali untuk belanja kebutuhan sehari hari , ke dokter , ke tempat pekerjaan ( bagi yg tidak bisa home office) dan berolah raga ( sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 7 malam, maximal sejam ) dengan membawa surat keterangan yang di tanda tangani.  Dan sudah sebulan lebih kujalani peraturan ini dengan sabar , biasa dan positive.  Ku habiskan waktu ku yg berjalan sangat cepat dengan melukis, dan membuat masker yg habis kubagikan ke tetangga dan kukirim [ melalui post ] ke anak anak perempuanku di Paris. Juga ku bantu beberapa rumah sakit dekatempat tinggalku untuk membuat blouse para perawat dan dokter dari seprei bekas yg disumbangkan tetangga.  Ku jalankan semua itu  dengan rasa syukur dan bahagia. Tapi tidak hari ini....... Â
sambil kuseduh kopiku , kulihat pohon apelku yg berbunga.  Dan udara hangat  begitu saja menyelinap pada saat kubuka pintu veranda .  Semua begitu tenang, menghanyutkan, indah  sekaligus menyedihkan.  ku lirik notifikasi wa di telephone genggamku, ada 7 pesan dari group berbeda.  khabar sebagian yg sudah kubaca  dari beberapa teman di Paris adalah mengenai meninggalnya orang indonesia, pemilik restaurant indonesia ’ djakarta-bali’. Ibu Nurry sudah seminggu dibawa ke rumah sakit karena Covid -19, dan harus menyerah semalam.  Suaminya, pada saat hampir bersamaan juga dibawa ke rumah sakit, dan saat ini masih di ruang intensive , coma.
mungkin hatiku sedang berduka dengan kepergian orang orang yg kutau, tapi tidak ku kenal itu
mungkin aku rindu menyentuh rambut anak anak perempuanku yg sudah sebulan lebih tidak ku lihat
mungkin aku  ingin  kehidupanku yg ´normal’ kembali
hingga semua keindahan yang terhampar di depan mataku, terasa begitu  datarÂ
saint remy les chevreuse
17 april 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H