Mohon tunggu...
Sabti Yuliani
Sabti Yuliani Mohon Tunggu... -

Diam bukanlah jawaban untuk membuat perubahan, Kemenangan bukan jaminan dapat merubah keadaan. Tetapi hanya keyakinan, ketulusan dan kekuatan hati nurani yang dapat menghasilkan "Kemenangan Untuk Perubahan"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harta, Tahta, Wanita dalam Pusaran kekuasaan

22 Mei 2013   14:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:11 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang manusia tak  pernah mengerti dan memahami, bahwa kehidupan di dunia pasti akan berakhir. Siapapun dan apapun di dunia ini, pasti ada batas waktunya. Tidak ada yang kekal. Tidak ada yang abadi. Segalanya akan mencapai batas akhir.

Pengalaman sejarah kehidupan memberikan pelajaran yang sangat berharga. Bagi mereka yang bisa memahami dan mengerti tentang kehidupan. Banyak pelajaran yang sangat berharga, dan memberikan manfaat yang tidak ada bandingnya. Jika seseorang dapat memetik pelajaran itu, maka diujung kehidupannya akan menjadi manusia yang mulia, tetapi Trilogi (harta, tahta dan wanita) yang sangat menggoda dan selalu menjadi obsesi orang-orang yang tak bisa memahami dasar kehidupan yang paling mulia.

Membaca dan mendengarkan berita mengenai Ahmad Fathanah dan PKS Membuat ngeri sendiri dan jadi contoh nyata “harta tahta dan wanita” di balik selimut agama. Skandal suap import daging sapi adalah kasus yang awalnya menyeret nama “AF” sebagai tersangka. Bukan kasus skandal suap import daging sapi yang seru namun justru kasus lainnya yang ternyata melibatkan banyak wanita yang diduga ikut ‘menikmati’ uang suap kuota impor daging sapi.

Itulah kata orang bijak tentang ikhwal tiga hal yang menyilapkan mata, sehingga tiap kasus korupsi yang melibatkan pejabat, politikus akhir-akhir ini selalu melibatkan tentang wanita. Perilaku ‘abuse of power’ elit politik atau pejabat dalam birokrasi sering kali terjadi karena terperangkap orientasi . Perilaku tersebut didorong oleh watak yang materialistik dan kapitalistik, yang beranggapan bahwa dengan banyak harta, sekalipun hasil korupsi, bisa memiliki apapun yang dikehendaki termasuk memuaskan orientasi sexual dengan wanita di luar pasangan hidupnya yang sah.

Drama yang tengah dimainkan Ahmad Fathonah ini sangat menyayat hati rakyat indonesia. Ditengah-tengah kejadian heboh penyiksaan buruh oleh centeng-centeng juragan pabrik kuali di Tangerang, Ahmad Fathonah memamerkan fakta terbalik. Kalau buruh -buruh itu, disiksa karena mencari rupiah demi mempertahankan hidup. Maka Fathonah, menghambur-hamburkan uang korupsi dengan mudahnya kepada para wanita cantik itu dengan jumlah yang fantastis. Berikut daftar lengkap sementara penerima dana hibah haram dari Ahmad Fathonah :

Ayu Azhari

Dari tangan artis Senior  ini, KPK menyita uang Rp20 juta dan US$1.800.

Vitalia Shesya

Dari foto model cantik  seksi ini, KPK menyita:

Mobil Honda Jazz putih dengan nopol B 15 VTA

Jam tangan merek Chopard seharga Rp70 juta

Tri Kurnia Puspita

Dari wanita cantik ini  KPK juga telah menyita:

- Honda Freed dengan nopol B 881 LAA

- Gelang Hermes seharga Rp50-70 juta

- Jam tangan merek Rolex harga di atas Rp10 juta

Daftar ini kemungkinan masih bertambah, mengingat si tersangka Fathonah flamboyan ternyata juru pikat nan royal, tidak tertutup kemungkinan masih banyak aset dan uang negara yang dihamburkan sang penyamun kepada para wanita cantik penyenang sesaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun