Ringkasan
Sesungguhnya Siti Aisyah menikah dengan Rasul Saw pada usia 18 tahun menurut perkiraan yang akurat, bukan 9 tahun. Adapun riwayat yang dikeluarkan oleh Bukhariy, secara simpel bisa ditengarai sebagai riwayat yang rusak baik secara matan maupun tingkatan sanad. Sebab, riwayat tersebut bertentangan dengan syarak, akal sehat, hadis-hadis sahih, konvensi, public sense, adat kebiasaan, serta bertentangan secara mendasar dengan deret kronologis peristiwa-peristiwa yang terkait dengan misi kenabian. Maka, tidak wajib bagi kita mengagung-agungkan Bukhariy dan Muslim melebihi pengagungan kita pada Rasul Saw yang mulia. Seyogianya kita menerima wawasan-wawasan yang coba menolaknya (dalam konteks hadis ini), serta menolak wawasan-wawasan yang justru menerimanya. Kebenaran Islam bukanlah monopoli ahli fikih dan ahli hadis, serta bukan terkonsentrasi pada masa mereka saja. Karenanya, kita bisa, dengan segala kemauan baik kita, untuk mengingkari setiap-tiap kitab hadis, fikih, sirah, tafsir; kita bisa saja mengritiknya dan menolak segala hal yang dibawanya jika mengandung ilusi dan khurafat yang tak bertepi. Kitab-kitab itu pada akhirnya adalah murni warisan manusia yang kita tidak wajib dan tidak seyogianya untuk melabelinya dengan kesucian dan kemaksuman selamanya. Kita semua dan mereka yang member kita warisan, dalam konteks kemanusiaan ada pada derajat yang sama, tidak ada keutamaan satu atas lainnya, jikapun amal mereka benar, maka itu untuk mereka, sedangkan jika amal kita salah, kita sendiri yang akan menanggung kesalahan itu… ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H