Konten-konten ini tidak hanya membantu perempuan dalam mengidentifikasi tanda-tanda peringatan dalam hubungan mereka, tetapi juga memberikan mereka kekuatan untuk berbicara dan berbagi pengalaman mereka, serta mendapatkan dukungan dari netizen tiktok lainnya. Ini menunjukkan bagaimana TikTok dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu yang seringnya diabaikan atau dianggap tidak penting.
TikTok juga memiliki potensi untuk menjadi mekanisme digital yang memungkinkan para ahli untuk berbagi pengetahuan dengan audiens internasional atau menargetkan kelompok pengguna pengetahuan spesifik, seperti penyedia layanan kesehatan atau pengguna layanan kesehatan yang kurang terlayani.Â
Dengan memanfaatkan TikTok untuk mobilisasi pengetahuan digital dan pertukaran dengan komunitas yang terorganisir di web dan yang terlibat dalam berbagi pengetahuan peer-to-peer yang luas, seperti komunitas trans, TikTok menjadi strategi penting untuk mencapai kesetaraan kesehatan bagi populasi yang membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih baik dan keadilan sosial secara keseluruhan (MacKinnon dkk., 2021).
Walaupun menjadi sebuah bantuan bagi perempuan sebenarnya ini juga tekanan bagi laki -- laki, Standar TikTok terhadap laki-laki yang memiliki tanda-tanda peringatan (red flags) menimbulkan tekanan bagi laki-laki dalam menjaga perilaku dan tindakan mereka di platform ini.Â
Salah satu isu utama adalah bagaimana laki-laki diharapkan untuk menjaga perilaku yang menghormati dan tidak merugikan orang lain, tentunya ini merupakan Bare Minimum untuk setiap Manusia, namun di masyarakat patriarki ini masih tabu terutama dalam konteks hubungan.Â
TikTok, sebagai platform yang memungkinkan berbagi konten secara luas, menjadi tempat di mana laki-laki dapat menampilkan perilaku mereka kepada audiens global. Hal ini menciptakan tekanan untuk menjaga standar perilaku yang tinggi, karena perilaku yang dianggap tidak pantas atau merugikan dapat menimbulkan reaksi negatif dari pengguna lain, termasuk potensi stigmatisasi atau diskriminasi
TikTok juga menjadi tempat di mana laki-laki dapat dihadapkan dengan tantangan untuk menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi mereka. Dengan kemudahan dalam membagikan konten, laki-laki harus berhati-hati dalam memilih apa yang mereka bagikan, terutama informasi pribadi atau foto yang dapat dianggap sensitif.
 Tekanan untuk menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi ini menjadi semakin penting, mengingat bahwa konten yang dibagikan dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja di internet.Â
Hal ini menciptakan tekanan tambahan bagi laki-laki untuk menjaga perilaku yang menghormati dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari konten yang mereka bagikan
Selain itu, laki-laki di TikTok juga menghadapi tantangan dalam menjaga perilaku yang menghormati terhadap pengguna lain, termasuk perempuan dan anak dibawah umur(Bozzola dkk., 2022).Â
TikTok, sebagai platform yang menarik banyak pengguna muda, menjadi tempat di mana laki-laki dapat berinteraksi dengan berbagai individu dari berbagai latar belakang (Omar & Dequan, 2020).Â