Mohon tunggu...
Sabrina Yudhistira Jumiranto
Sabrina Yudhistira Jumiranto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

43223110015 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quiz 9-Diskursus Mitos dan Logos Kejahatan pada Metafora Cincin Gyges

5 November 2024   11:50 Diperbarui: 5 November 2024   11:51 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kisah ini menggambarkan bahaya dari egoisme etis, yaitu pandangan bahwa individu harus selalu bertindak demi kepentingan pribadi, tanpa memperhatikan dampaknya bagi orang lain. Teori ini menekankan pentingnya otonomi individu, namun kisah Gyges menunjukkan bahwa, ketika dibawa ke titik ekstrem, egoisme etis bisa berbahaya. Mengejar kepentingan pribadi dapat membuat seseorang mengabaikan kesejahteraan orang lain. Gyges, saat menemukan cincin itu, tergoda untuk menggunakannya demi keuntungan pribadi. Godaan itu terlalu kuat untuk ditolak yang menegaskan bahwa egoisme etis bisa sangat memikat, bahkan jika itu merugikan orang lain.

Secara keseluruhan, kisah cincin Gyges adalah pengingat bahwa pengejaran egoisme etis dapat merusak moral dan memicu korupsi. Kisah ini juga mengajarkan pentingnya menjaga perilaku etis dan mempertimbangkan kesejahteraan orang lain saat membuat keputusan. Melalui kisah ini, kita belajar untuk menghindari jebakan egoisme etis demi menjalani kehidupan yang lebih etis dan memuaskan.

Cerita tentang cincin Gyges menggambarkan bahwa menjalani kehidupan yang adil adalah sebuah tantangan besar. Meskipun Gyges berhasil memperoleh kekuasaan sebagai raja dengan cara yang tidak adil, pada kenyataannya, hidup yang dijalani dengan integritas dan keadilan jauh lebih berharga. Jika seseorang mampu menghindari jalan hidup yang penuh dengan ketidakadilan, maka kualitas hidupnya akan meningkat secara signifikan, bahkan lebih baik daripada kekuasaan yang dimiliki Gyges.

Kisah ini mengajak kita untuk merenungkan nilai-nilai moral dan etika dalam hidup kita. Meskipun godaan untuk mengambil jalan pintas demi keuntungan pribadi seringkali terasa kuat, pencarian keadilan dan kebenaran akan membawa kebahagiaan yang lebih dalam. Pada akhirnya, hidup yang diwarnai oleh keadilan, meskipun diwarnai oleh berbagai kesulitan akan menghasilkan kepuasan batin yang tidak dapat dicapai melalui cara-cara yang curang atau tidak etis. Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan hidup yang penuh tantangan, jika dilalui dengan prinsip yang benar maka akan menghasilkan pencapaian yang lebih bermakna daripada sekadar kekuasaan atau harta.

Dalam konteks kehidupan modern, relevansi Cincin Gyges dengan kehidupan masa kini semakin nyata, terutama di era digital di mana banyak orang merasa tidak terlihat saat berinteraksi di internet. Banyak tindakan negatif, seperti penipuan online, ujaran kebencian dan cyberbullying, muncul dari perasaan anonim dan tidak bertanggung jawab.

Mitos ini juga menyoroti tantangan etika dalam dunia bisnis dan politik, di mana individu atau kelompok dapat menyalahgunakan kekuasaan tanpa takut akan pembalasan. Ketidakadilan sering kali terjadi ketika mereka yang memiliki kekuasaan merasa tidak ada yang mengawasi tindakan mereka, yang menciptakan lingkungan di mana perilaku amoral bisa berkembang.

Lebih jauh lagi, kisah ini mengajak kita untuk merefleksikan moralitas kita sendiri. Ketika kita memiliki kemampuan untuk bertindak tanpa pengawasan, kita harus tetap berpegang pada nilai-nilai etika dan bertanggung jawab. Dengan memahami pelajaran dari Cincin Gyges, kita dapat berupaya untuk membangun masyarakat yang lebih etis, di mana kesadaran akan tindakan kita tetap ada, meskipun tidak ada yang melihat.

Daftar Pustaka 

Pruthi, Annie. Plato's Theory of Justice. 19 Oct 2021. https://www.drishtiias.com/blog/platos-theory-of-justice

Diakses pada 5 November 2024 

 Bhandari, D.R. Plato's Concept Of Justice: An Analysis. https://www.bu.edu/wcp/Papers/Anci/AnciBhan.htm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun