Nuklir, sebuah kata yang menggemakan kekuatan luar biasa dan sekaligus menimbulkan keraguan. Di balik potensinya yang menjanjikan, nuklir menyimpan misteri dan manfaat yang tak terhitung jumlahnya, namun di sisi lain juga membangkitkan kekhawatiran tentang bahaya dan konsekuensinya.Â
Tenaga nuklir memainkan peran penting sebagai sumber energi listrik rendah emisi, berkontribusi sekitar 10% dari total pembangkitan listrik global. Bagi negara-negara yang mengadopsinya, tenaga nuklir dapat menjadi pelengkap energi terbarukan dalam upaya mengurangi emisi karbon di sektor kelistrikan. Di samping itu, tenaga nuklir juga berkontribusi pada ketahanan energi dengan menjadi sumber daya yang dapat didistribusikan secara merata. Selain menghasilkan listrik, tenaga nuklir juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan panas dan hidrogen dengan emisi rendah
Energi Nuklir: Pembelahan dan Penggabungan Inti Atom untuk Menghasilkan Energi Dahsyat
Energi nuklir berasal dari reaksi inti atom, yang terbagi menjadi dua jenis utama: fisi dan fusi. Keduanya menghasilkan energi yang sangat besar, namun melalui cara yang berbeda.
Fisi: Inti atom berat seperti uranium-235 dipecah menjadi dua inti yang lebih kecil, melepaskan energi yang dahsyat. Neutron berperan penting dalam proses ini, memfasilitasi pembelahan dan pelepasan energi.
Fusi: Inti atom ringan digabungkan menjadi inti yang lebih besar, menghasilkan energi yang jauh lebih besar. Proses ini membutuhkan energi awal yang tinggi untuk mengatasi tolakan elektrostatis antara inti bermuatan positif.
Baik fisi maupun fusi merupakan reaksi eksotermik, menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan untuk memulai reaksi. Hal ini memungkinkan pemanfaatan energi nuklir untuk berbagai keperluan, seperti pembangkit listrik.
Pemahaman tentang fisi dan fusi memungkinkan kita untuk mengembangkan dan mengendalikan senjata nuklir, namun juga menimbulkan tanggung jawab besar untuk mencegah penggunaannya. Senjata nuklir merupakan alat peledak yang memanfaatkan energi dahsyat dari reaksi nuklir, baik fisi maupun fusi. Ledakannya dapat menghancurkan kota dengan kekuatan destruktif yang berasal dari pelepasan energi dan massa dalam jumlah besar.
Akar ilmu pengetahuan di balik senjata nuklir berawal dari penemuan radioaktivitas oleh Marie Curie. Penelitian tentang atom dan radioaktivitas ini kemudian berkembang pesat, mengantarkan pada penemuan reaksi pembelahan atom oleh Otto Hahn dan Fritz Strassman di tahun 1938. Energi besar yang dihasilkan dari reaksi ini menarik perhatian para ilmuwan, meskipun pada saat itu belum dapat dikendalikan.
Terobosan penting datang dari Enrico Fermi di tahun 1942 dengan penemuan reaksi inti yang terkendali. Penemuan ini membuka jalan bagi pemanfaatan energi nuklir yang dahsyat, namun sekaligus menimbulkan kekhawatiran akan potensi penggunaannya sebagai senjata.
Puncaknya, bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II, menunjukkan kekuatan destruktif yang tak tertandingi. Energi dahsyat ini berasal dari pancaran radiasi atom radioaktif dan reaksi pembelahan inti atom.