Alangkah bersemangatnya mendiskusikan hal ini dengan Dosen Fiqh Siyasah sy, Pak Iqbal yang bilang kalo dadanya dibelah, maka darahnya hijau. Sy pikir karna kebanyakan makan daun ubi, rupanya dia bilang kalau hidup matinya adalah HMI, ck -_-. Pasti dia bersemangat sekali, tapi hanya dengan 2 SKS seminggu, manalah cukup, membahas silabus tentang pemerintahan Rasulullah, Khalifa Rasyidin, Dinasti Umaiyah, Abbasiyah, Turki Usmani saja keteteran. Belum lagi jadwal beliau sebagai anggota KPU Medan yg sedang bertugas pilkada Sibolga (kalau ga salah).
Lantas ke siapa? Dosen Hukum Pidana sy, yang seharusnya membahas ini, lalu memberikan kesempatan terhadap mahasiswanya menganalisis hukuman koruptor, berhipotesa bahwa hukuman tsb tidak layak. Tapi sayangnya, beliau lebih suka merajia mahasiswanya yg memakai Jeans dan selop di kelas. Mengucapkan istilah pidana dalam bahasa Belanda seperti Delneming, Euthanasia, Recidive, Samenloop, seolah2 itu adalah kata kata keren. Dan terakhir menjadikan sy mahasiswi paling malu di kelas karna disambit spidol -_-
gimana pak? Kapan kita diskusikan ini? Sekedar berbicara sebagai WNI yg masih punya rasa nasionalisme dan cinta ibu pertiwi :)
*tulisan ini dirangkum berdasarkan postingan beberapa kompasioner
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H