Kemenangan dalam kontestasi Pilpres 2024 saat ini sudah berada di depan mata seorang Prabowo Subianto, yang pada tahun ini maju sebagai Calon Presiden didampingi Gibran Rakabuming Raka. Hal ini menunjukkan betapa sosok Prabowo Subianto tidak hanya kompeten dalam mengatur pasukan di medan tempur, tetapi ia juga cakap dalam mengatur manajerial di tengah-tengah masyarakat sehingga dirinya dianggap layak untuk menjadi pemimpin Indonesia berikutnya.
Suara yang didapatkan oleh Prabowo terbilang signifikan. Nyaris mencapai angka 60%. Tentu saja ini angka yang fantastis. Perolehan ini tentunya tidak tidak bisa dilepaskan oleh dukungan dari seluruh pihak, entah besar atau kecil, serta kemampuan dan pengalaman Prabowo selama berkecimpung dalam politik di Indonesia.
Nampaknya, Prabowo juga masih membawa nilai-nilai yang ia dapatkan melalui pengalamannya ketika berada di dunia militer. Nilai-nilai yang mengajarkan tentang bagaimana membaca peta dan kondisi, tentang bagaimana seharusnya memposisikan diri demi kepentingan masyarakat, tentang bagaimana sosok pemimpin yang harus betul-betul ikhlas berjuang demi masa depan rakyat.
Nilai tersebut tertancap jauh di lubuk hati Prabowo Subianto. Sisi keprajuritannya yang ia asah sejak masa remaja, membentuknya menjadi sosok seperti saat ini. Tak heran jika dirinya mendapat tempat tersendiri di hati rakyat, karena memang salah satu pelajaran bagi seorang prajurit adalah harus dekat dengan rakyak.
Pentingnya membawa nilai-nilai keprajuritan untuk mengabdi di tengah-tengah masyarakat tidak dapat diabaikan dalam konteks kesejahteraan dan keselamatan sosial. Konsep keprajuritan tidak hanya mengacu pada keterampilan bertempur atau kemampuan fisik semata, tetapi juga mencakup aspek moral, etika, dan tanggung jawab terhadap masyarakat.
Ada beberapa hal mengapa nilai ini tetap penting untuk diimplementasikan kendati seseorang sudah tidak aktif lagi dalam dunia militer. Pertama-tama, nilai-nilai keprajuritan seperti keberanian, disiplin, dan integritas membentuk fondasi yang kuat bagi individu yang ingin berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Keberanian menghadapi tantangan, baik itu dalam menjaga keamanan masyarakat maupun dalam menghadapi berbagai persoalan sosial yang kompleks, merupakan aspek penting dari kepemimpinan yang efektif.
Disiplin membantu dalam memelihara komitmen terhadap tugas-tugas yang diberikan, sehingga memastikan bahwa pelayanan kepada masyarakat dilakukan dengan konsisten dan efisien. Integritas, sebagai nilai moral yang mendasar, memastikan bahwa para pengabdi tidak hanya bertindak sesuai dengan kepentingan pribadi, tetapi juga mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Selanjutnya, keprajuritan juga mengajarkan pentingnya kerjasama dan solidaritas. Dalam situasi krisis atau bencana, kerjasama antara individu-individu yang memiliki pelatihan keprajuritan dapat menjadi kunci dalam penyelamatan jiwa dan pemulihan. Selain itu, nilai-nilai seperti pengabdian kepada yang lebih besar dari diri sendiri dan semangat untuk melindungi yang lemah atau rentan juga ditekankan, yang penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan adil.
Kemudian yang terakhir, melalui pendidikan keprajuritan, masyarakat juga diajari tentang penghormatan terhadap hukum, keteraturan, dan aturan dalam sebuah negara. Ini mendorong kesadaran akan pentingnya masyarakat yang beradab dan berbudaya, serta menciptakan lingkungan yang aman dan damai untuk semua warganya. Dalam konteks ini, para anggota yang berkomitmen pada nilai-nilai keprajuritan dapat menjadi contoh yang baik bagi generasi mendatang dalam membangun masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H