Mohon tunggu...
Dewi Sabrina Meidyanti
Dewi Sabrina Meidyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Malang, Indonesia

Hi, Nice To Meet You!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Hi World: Fight The Pandemic, Buku Coronavirus Solusi Cerdas Edukasi Anak di Masa Pandemi

5 Agustus 2021   06:34 Diperbarui: 5 Agustus 2021   08:05 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia pendidikan harus mampu memberikan bekal bagi peserta didik untuk selalu siap menghadapi tantangan zaman. Anak-anak yang sekarang duduk di bangku sekolah merupakan pemilik masa depan. 

Oleh karena itu diperlukan media pembelajaran yang sesuai dan dapat menunjang pengetahuan peserta didik salah satunya ialah buku cerdas. 

Dalam pengembangan buku, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mulai berinovasi melalui Buku Sekolah Elektronik (BSE). Namun pengembangan BSE ini kurang dioptimalkan.

Hal ini dapat dianalisis dari produk BSE tersebut yang hanya mendigitalkan buku cetak ke dalam format PDF, dengan penyajian konten pembelajaran terbatas pada unsur tulisan/teks dan gambar saja. 

Oleh karena itu perlu dilakukan kajian secara mendalam tentang apa manfaat buku cerdas berbasis teknologi, dan bagaimana model pengembangan buku cerdas yang sesuai dengan karakteristik media berbasis teknologi tersebut.  

Pengembangan buku cerdas pelajaran berbasis teknologi perlu dikembangkan sebagai konsekuensi tuntutan zaman . Kesadaran masyarakat terhadap teknologi untuk pendidikan juga semakin meningkat. 

Hasil survei Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Unicef (2014) menjelaskan bahwa orangtua dan guru semakin menyadari manfaat media digital untuk mendukung pendidikan dan pembelajaran anak. 

Kurniawati dan Suryadarma (2015) menjelaskan bahwa media pembelajaran berbantuan komputer dalam problem based learning efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. 

Ini artinya teknologi dapat menyajikan konten pembelajaran dalam semua aspek perubahan perilaku yaitu kognetif, afektif, dan psikomotorik. Karakteristik dan keunggulan tersebut menjadi potensial untuk mengembangkan buku pelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik.

Terlepas dari munculnya Distruptive Society 5.0, tidak dipungkiri bahwa telah timbul pandemi Covid-19 di akhir 2019 lalu. Virus yang ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. 

Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya. Setidaknya terdapat 179.257.412 kasus positif virus Corona di dunia dengan 3.881.928 kasus kematian. 

Di Indonesia sendiri, terhitung hingga 21 Juli 2021 telah terkonfirmasi 2.983.830 kasus positif Covid-19  dengan total kasus kematian mencapai 77.583 jiwa. Karena alasan inilah pemerintah di beberapa negara memutuskan untuk menerapkan lockdown atau isolasi total atau karantina.

Isolasi guna memperkecil penyebaran Covid-19 meimbulkan ganggun psikologi  yang cukup berat bagi beberapa pasien. Menurut data Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, sejak pandemi pada Maret hingga Agustus 2020 tercatat ada sekitar 14.619 kasus masalah psikologis. 

Sehubungan   dengan menghadapi   pandemi   Covid-19   ini,   kecemasan   perlu   dikelola   dengan   baik   sehingga   tetap memberikan   awareness   namun   tidak   sampai   menimbulkan   kepanikan   yang   berlebihan   atau sampai pada gangguan kesehatan kejiwaan yang lebih buruk dengan melakukan manajemen stress. 

Dalam konteks isolasi pasien, ini contoh tindakan yang terkendali yang dilakukan salah satunya ialah membaca buku. 

Menurut sebuah penelitian dari University of Sussex, Inggris, membaca dapat menurunkan stres hingga 68%. Oleh karena itu diperlukan adanya buku yang efektif dan menyenangkan untuk mengatasi masalah stress pada pasien covid-19 selama isolasi, salah satunya dengan buku Hi World

Hi World adalah buku yang mengambil tema pembelajaran perlindungan diri dari virus Covid yang disertai dengan penggunaan bahasa daerah serta bahasa isyarat dengan mengandalkan teknologi augmented reality audio disertai dengan oximeter guna mengecek kadar SpO2 darah. 

Augmented reality(AR) pada dasarnya adalah sebuah teknologi yang mampu menggabungkan benda maya dua dimensi ataupun tiga dimensi kedalam sebuah lingkungan nyata kemudian memproyeksikanya. 

Buku pembelajaran HI WORLD diprinsipkan pada pemroyeksian marker pada buku menjadi virtual reality. 

Marker yang terdapat pada buku bergambar akan ditangkap oleh kamera mobile device, diproses, dan kemudian akan tampil ilustrasi penggambaran bangunan serta tokoh yang terkait.

Adapun penggunaan bahasa daerah dimaksudkan karena bahasa daerah dirasa lebih mudah dipahami anak-anak dan lansia. Selain itu terdapat oximeter agar pengguna dapat mengecek kadar SpO2 darah sewaktu-waktu.

Hi World merupakan buku yang teruji validasinya sehingga sesuai digunakan untuk pasien Covid-19. Dari pendelitian Krismayanti dalam artikel Peran Masyarakat Terhadap Pemutusan Rantai Covid-19 diketahui bahwa ada beberapa hal yang memperparah penyebaran virus ini. 

Pemahaman literasi masyarakat dalam menerima berita hoaks mengenai Covid-19 adalah salah satunya. 

Banyak masyarakat yang percaya dan ikut membagikan informasi hoaks yang beredar menyebabkan upaya dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 tidak dapat dilaksanakan dengan baik kerena masyarakat mudah terpengaruh oleh adanya berita hoaks yang menyebabkan terjadinya pelanggaran protokol kesehatan Covid-19. 

Atas dasar inilah Hi World hadir dengan sajian materi terbaru sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu 7M yang telah resmi tervalidasi oleh dr. Sendhi Tristanti P, M.Kes. 

Adapun yang dimaksud 7M adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, membatasi interaksi, hingga memberikan vaksin kepada masyarakat untuk mengendalikan pandemi Covid-19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun